Bogor24update – Kota Bogor sebagai kota kuliner ternyata memiliki banyak makanan khas tradisional yang sudah ada dan terkenal sejak dulu.
Seperti kudapan Jalabia khas Kampung Munjul, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, yang hingga kini masih eksis.
Kue yang berwarna coklat tua dan berbentuk bulat layaknya donat ini biasanya dapat ditemui di pasar tradisional di tempat penjualan kue basah.
Namun di masyarakat umum kue ini biasanya hanya diproduksi saat hari besar, seperti hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, dan kegiatan lain, seperti syukuran atau sedekah.
Wali Kota Bogor Bima Arya yang baru mencicipi Jalabia saat merayakan Idul Adha, Kamis, 29 Juni 2023 kemarin, bersama warga Munjul langsung ‘kepo’ dengan bahan dan cara pembuatannya.
“Enak ya ini, manis gurih, luarnya krispi dalamnya empuk, bu ini bumbunya apa aja, resepnya,” kata Bima Arya saat mencicipi Jalabia.
Selain mencicipi Jalabia khas Kayumanis buatan Fatimah, warga Kampung Munjul, Bima Arya juga mencicipi Tape uli yang merupakan makanan khas Bogor.
Sementara Fatimah (50), pembuat Jalabia mengatakan, resep Jalabia didapat secara turun temurun dari buyut, kakek nenek kepada orangtuanya hingga ke dirinya.
Sampai saat ini, Fatimah pun masih meneruskan membuat pesanan kue Jalabia. Proses pembuatan Jalabia, sambungnya, pada umumnya memakan waktu sekitar dua hari.
“Jadi kita bikin adonannya dulu dari ketan putih, ketan hitam, kelapa dan bumbu lainnya, terus pas adonan sudah jadi didiamkan semalam. Besoknya kita rebus gula merah terus digoreng. Kenapa didiamkan semalam biar tekstur dalamnya empuk,” katanya.
Fatimah sendiri tidak menjual kue Jalabia, namun ia dan warga sekitar seringkali membuat kue Jalabia ketika mendapatkan pesanan atau ketika ada acara kegiatan di sekitar kampung.
“Jalabia ini dari nenek moyang, dari dulu itu namanya Jalabia. Kalau di sini kue itu adanya ketika ada acara aja. Kalau ada acara aja selamatan, syukuran sedekahan, ada rapat rapat di sini, atau kumpul warga mesti ada itu kue, makanya kita nyambut pak wali juga pake kue ini,” ujarnya.
Fatimah mengharapkan keberadaan kue Jalabia ini bisa terus dilestarikan oleh generasi mendatang. “Iya karena ini kan khas ya, jadi harus ada juga yang bisa bikin dan juga harus dilestarikan,” ucapnya.