Bogor24Update – Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) Reduce Reuse and Ricycle (3R) Mutiara Bogor Raya (MBR) di Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, bakal direlokasi ke tempat baru.
Rencananya, area tempat pengelolaan sampah bakal dibangun proyek lanjutan Jalan Regional Ring Road (R3). Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah menyiapkan tempat relokasi untuk TPS.
“Lokasi TPS 3R MBR ini akan diperuntukan untuk jalan R3. Untuk itu, TPS ini akan direlokasikan ke tempat lain,” kata Kabid Persampahan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, Asep Faisal Rahman dikutip Kamis, 24 Agustus 2023.
Pihaknya juga tengah berupaya untuk tempat relokasi TPS nanti yang representatif agar bisa mempertahankan eksistensi dan kemanfaatan untuk lingkungan dan masyarakat.
“Ada beberapa lokasi alternatif yang sudah disiapkan oleh BKAD (Badan Keuangan dan Aset Daerah) yakni di jalan MBR dengan luas 1.000 meter, namun ada beberapa area publik, seperti warung dan kuliner,” ujarnya.
“Lurah akan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat supaya bisa berkolaborasi dengan program ini,” tambah Asep.
Ia mengungkapkan, di tempat relokasi TPS yang baru, pihaknya akan mempertahankan bahkan akan meningkatkan peralatan dengan yang lebih modern.
“Nanti untuk penganggaran di tahun 2024 kita akan anggarkan terkait pembangunan sarana prasarana di lokasi TPS 3R baru,” ujarnya.
Dijelaskan, pelaksanaan proyek Jalan R3 sendiri akan dimulai akhir Agustus. Untuk itu, pihaknya akan mengatur aktivitas pengelolaan sampah di TPS tersebut agar tetap berjalan.
“Karena TPS 3R ini sudah mengelola sampah hampir 1.000 lebih kepala keluarga yang secara fungsinya sudah sangat tertata dan polanya sudah kuat. Itu harus dipertahankan karena nggak mungkin kita mulai dar nol lagi terkait dengan pengelolaan sampah,” jelasnya.
Ketua Kelompok Kampung Ramah Lingkungan MBR atau Pengelola TPS 3R MBR, Bandung Sahari membenarkan adanya rencana relokasi TPS di akhir Agustus.
Pihaknya meyerahkan sepenuhnya kepada Pemkot Bogor untuk tempat relokasi TPS. Namun, dirinya juga meminta perpindahan tidak dilakukan dengan waktu mepet di akhir Agustus.
Hal itu, sambung Bandung, agar tidak menimbulkan persoalan terutama timbulan sampah warga yang biasa dibuang ke TPS.
“Produksi sampah 1,5 ton per hari dari 900 kepala keluarga di perumahan MBR dan Graha Pajajaran dan beberapa sekolah sekitar,” paparnya.
Dari 1,5 ton sampah tersebut sekitar 700 sampai 800 kilogram merupakan sampah organik, sedangkan non organik sebagian plastik terpilah dan sampah yang tidak bisa kelola diubah menjadi biji plastik dimanfaatkan salah satu 20 persen bahan roster.
Bandung memaparkan, TPS ini sudah ada sejak tahun 2010, namun dalam perjalanannya sempat mengalami penurunan dan bangkit kembali di tahun 2017 hingga sekarang.
“Jadi dulu wilayah ini hampir seluruhnya sampah bahkan berceceran di perumahan warga, sekarang sudah dapat dilihat sudah bersih. Dan dari tempat sampah yang bau sekali kami ubah menjadi sesuatu yang memberikan manfaat dan pembelajaran banyak pihak,” katanya.
TPS 3R MBR yang berdiri di atas lahan seluas 400 meter persegi dari total luas lahan 3.000 meter persegi ini sekarang telah menjadi sebuah Kampung Ramah Lingkungan MBR yang mengintegrasikan pengelolaan sampah dengan bidang pertanian, perikanan, dan peternakan.
“Sampah organik diselesaikan dengan maggot dan selesai dalam satu hari. Setelah dikelola maggot dalam 20 hari akan menghasilkan kompos buat pertanian. Nah, maggotnya untuk pakan lele dan ayam. Jadi semua terintegrasi,” katanya.
TPS ini terangnya, bukan hanya memberikan impact secara ekonomi, akan tetapi menjadi pusat pembelajaran untuk masyarakat Bogor, Indonesia bahkan mancanegara. Seperti terakhir kunjungan dari Negara Singapura dan Australia.
“Dan ini juga menjadi tempat para pelajar menyelesaikan skripsi dan tesis. Jadi manfaat begitu besar dan kami berharap terus bisa memberikan inspirasi untuk masyarakat dari berbagai lapisan di Negara ini,” tandasnya.