Bogor24Update – Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim melakukan kunjungan ke Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Risal Wasal dalam agenda yang membahas rencana percepatan implementasi trem di Kota Bogor, pada Jumat, 19 Januari 2024.
Dalam pembicaraan yang berlangsung di Kantor Kementerian Perhubungan Jakarta itu, disinggung pula opsi Trem Otonom atau Autonomous-rail Rapid Transit (ART) yang baru saja ditinjau oleh Menteri Perhubungan beberapa waktu lalu.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Risal Wasal mengatakan bahwa ART direncanakan akan menjadi salah satu moda transportasi massal di Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Bali.
Tak hanya IKN dan Bali, Risal juga menuturkan bahwa Trem Otonom sangat memungkinkan bila diterapkan di Kota Bogor.
“Tentang keunggulan ART yang secara teknis bisa juga menjadi alternatif pengembangan trem di Kota Bogor,” kata Risal dalam keterangannya.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim menyampaikan dirinya menyambut baik rencana tersebut. Dia berharap dapat berkolaborasi lebih lanjut dengan Kementerian Perhubungan mendetailkan opsi tersebut.
“Tentunya kita menyambut baik terkait opsi moda transportasi Trem Otonom ini. Semoga saja opsi tersebut bisa terlaksana dan didukung oleh pemerintah pusat untuk Kota Bogor,” ujarnya.
Menukil dari situs website Kementerian Perhubungan, Trem Otonom merupakan salah satu inovasi untuk moda transportasi publik yang menggabungkan karakteristik kereta (light rapid transit/LRT) dan bis (bus rapid transit/BRT).
Trem Otonom merupakan moda yang berbentuk seperti kereta LRT, namun tidak beroperasi di atas rel, melainkan beroperasi di atas jalan dengan menggunakan ban yang dipandu oleh lintasan yang disebut sebagai virtual track.
Seperti diketahui, Pemerintah Kota Bogor saat ini tengah membahas kembali proyek trem yang akan terintegrasi dengan LRT Jabodebek.
Teranyar, Peraturan Wali Kota (Perwali) sedang disiapkan dengan menugaskan Perumda Trans Pakuan (PTP) untuk membangun proyek tersebut.
“Kami sekarang tengah mengejar Perwali tentang penugasan kepada PTP. Pedoman penugasannya sudah selesai tinggal dilembar daerahkan,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Marse Hendra Saputra.
Perwali penugasan kepada PTP untuk akselerasi percepatan implementasi trem di Kota Bogor. Mengingat rencana proyek tersebut sudah ada feasibility study (FS) atau studi kelayakan.
Namun, Marse menyarankan untuk meninjau kembali FS yang sudah dikeluarkan oleh Iroda Colas dan Colas Rail terkait dengan rute trem.
“FS ini harus di-review kembali terkait dengan rute yang digunakan, apakah masih layak atau tidak, nanti akan kami review ulang,” ujarnya.
Peninjauan itu untuk bagaimana menyambut penumpang dari satu moda ke moda lain. Lalu, bagaimana menggunakan moda dengan jumlah yang lebih besar, namun juga tidak berhimpitan dengan moda lainnya.
“Contohnya rute yang sudah dilayani BisKita Trans Pakuan, maka diusahakan tidak dilayani oleh trem,” beber Marse.
Selain itu, ia menyebut perlu melihat kembali infrastruktur yang akan dipersiapkan yang akan dilintasi oleh trem dari sisi kemampuan dan daya tahannya.
“Ini penugasan kepada PTP untuk mempersiapkan hal-hal tersebut, termasuk nanti mencari investor dan pola kerja samanya,” imbuhnya.
Merse menjelaskan bahwa Perwali penugasan kepada PTP tidak sampai dengan penyelenggaraan trem, hanya persiapan penyelenggaraan saja.
“Karena nanti pola penyelenggaraannya akan berbeda setelah disiapkan, apakah bentuknya BOT, kerja sama dan pengelolaannya siapa, itu yang dilakukan oleh PTP,” katanya.
Disinggung pembiayaan, kata Marse, bicara transportasi massal hampir semua daerah tidak akan sanggup dengan menggunakan APBD. Seperti hal proyek trem ini, di mana nilai investasi yang diusulkan dalam FS mencapai Rp1,8 triliun.
“Iya itu ada pola lain yang bisa investasi dari pihak lain. Termasuk juga dengan pembiayaan infrastruktur yang dilintasinya juga bisa include di dalamnya, maka FS-nya harus di-review kembali,” katanya.
Sementara dari informasi yang dihimpun, untuk rute koridor 1 trem Bogor nantinya akan memiliki 17 stopplaats dimulai dari Stasiun LRT Baranangsiang di Tanah Baru, Terminal Baranangsiang, Cidangiang, Geulis, Roda, Cincau, Paledang, Herbarium, Kapten Muslihat, Stasiun Bogor, Salmun, Pasar Anyar, Pengadilan, Sempur, Pajajaran, dan Botani.
Trase lainnya yang sudah diumumkan adalah koridor 2 Warung Jambu-Pengadilan dengan 10 stopplaats, koridor 3 Warung Jambu-Lippo Plaza dengan 12 stopplaats, dan koridor 4 Terminal Baranangsiang-Ekalokasari dengan 12 stopplaats.