Bogor24Update – Institut Pertanian Bogor (IPB) University memperkenalkan tiga inovasi terbaru dalam Pekan Riset dan Inovasi IPB 2024 di IPB International Convention Center (IICC), Kota Bogor.
Ketiga inovasi tersebut adalah kopi luwak enzimatis oleh Prof. Erliza Noor, bayi tabung untuk hewan langka oleh Prof. Arief Boediono, dan daging domba premium oleh Prof. Asep Gunawan.
Peneliti IPB University, Prof. Erliza Noor berinovasi membuat kopi luwak lewat teknologi enzimatis. Teknologi ini berhasil menghasilkan produk kopi dengan kualitas dan kandungan nutrisi lebih baik dari kopi luwak komersial.
“Teknologi enzimatis merupakan teknologi yang mengadaptasi kondisi fermentasi biji kopi di dalam pencernaan hewan luwak. Teknik ini dipilih karena identik dengan proses terbentuknya kopi luwak, yaitu luwak mendegradasi kulit kopi dan mengeluarkan biji dalam feses,” ujar Prof. Erliza, Senin, 16 Desember 2024.
Dari segi konsumen, persepsi kopi sebagai hasil dari feses luwak menimbulkan keengganan untuk mengonsumsi kopi luwak.
Oleh karena itu, Prof. Erliza menyebut pembuatan kopi secara enzimatis menggunakan mikroba asal luwak menjadi alternatif proses produksi tanpa mengurangi mutu dan cita rasa kopi luwak.
“Kopi hasil fermentasi enzimatis untuk semua perlakuan menunjukkan penurunan kafein terhadap biji kopi yang lebih besar, yaitu 48-69 persen dibanding kopi luwak komersial yaitu 9 persen,” terangnya.
Ia juga menjelaskan, dari segi nutrisi yang dihasilkan, kopi fermentasi enzimatis juga menunjukkan kenaikkan kandungan asam-asam yang baik untuk kesehatan seperti asam laktat, butirat, dan askorbat. Sementara asam oksalat yang membahayakan tubuh dihasilkan lebih rendah.
“Data ini memperlihatkan produk kopi hasil rekayasa enzimatis memiliki kualitas dan kandungan nutrisi lebih baik dari kopi luwak komersial,” tandasnya.
Sementara itu, Peneliti IPB University dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB), Prof. Arief Boediono berhasil menerapkan teknologi bayi tabung pada hewan langka.
Tak hanya berlaku untuk manusia, sambungnya, teknologi ini dikembangkan untuk penyelamatan hewan, khususnya satwa langka dan dilindungi.
Melalui teknologi reproduksi berbantu (assisted reproductive technology/ART) dan BioBank, tim IPB University yang beranggotakan peneliti dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) bersama peneliti dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) mendapatkan amanah dari Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kehutanan untuk penyelamatan badak Sumatera.
“Upaya produksi embrio secara in vitro (di luar tubuh) badak Sumatera dilakukan dengan cara koleksi sel telur dan sperma di lapangan, dilanjutkan dengan fertilisasi menggunakan metode penyuntikan sperma tunggal (intracytoplasmic sperm injection/ICSI),” terang Prof. Arief.
Ia melanjutkan bahwa upaya penyelamatan satwa langka dan dilindungi, seperti badak Sumatera, harimau, anoa, dan lain-lain dapat dilakukan dengan penerapan teknologi yang ditemukan olehnya.
Embrio yang dihasilkan bisa langsung ditransfer jika terdapat resipien, atau dilakukan pembekuan embrio dan disimpan dalam nitrogen cair (-196 oC), dapat digunakan setiap saat jika ada resipien yang siap.
Pada dasarnya, terang Prof. Arief, proses pembuahan pada mamalia hanya memerlukan satu sperma untuk membuahi satu sel telur. Dengan menggunakan alat micromanipulator, sperma yang terpilih disuntikkan secara langsung ke dalam sitoplasma sel telur, meniru proses pembuahan secara alami.
“Selanjutnya, embrio yang dihasilkan akan dibekukan sampai suatu waktu bisa didapatkan resipien,” imbuhnya.
Fasilitas BioBank selain untuk penyimpanan sperma, sel telur, dan embrio, juga digunakan untuk membekukan sel somatis yang bisa digunakan sebagai sumber sel donor pada program klon.
“Teknologi ART ini merupakan cikal bakal teknologi program bayi tabung pada manusia,” tandas Guru Besar SKHB IPB University ini.
Ditempat yang sama, Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, Prof Asep Gunawan berhasil menciptakan inovasi Domba Premium yang memiliki kualitas daging dan nutrisi terbaik. Inovasi ini diharapkan dapat mendukung swasembada daging dan penyediaan pangan sehat dan bergizi asal ternak.
“Domba Premium merupakan inovasi terkini berbasis rapid test untuk menghasilkan bibit dan kualitas daging domba dengan keunggulan nutrisi dan gizi terbaik,” ungkap Prof. Asep.
Ia menambahkan, keunggulannya antara lain kaya kandungan asam lemak tak jenuh, rendah kolesterol, off odor (prengus) rendah, dan kandungan mineral terbaik. Selain itu, secara kuantitas Domba Premium memiliki bobot karkas besar dengan tingkat keempukan daging tinggi.
Inovasi domba premium ini telah terdiseminasi dan menyebar di wilayah Indonesia melalui berdirinya Breeding Center Domba Premium. Saat ini domba premium telah dikembangkan di 8 lokasi Breeding Center dengan sebaran di 7 provinsi di Indonesia.
Sebarannya mencakup Teaching Factory IPB dan Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba dan Kambing (BPPTDK) Margawati Garut (Jawa Barat), Banjarnegara (Jawa Tengah), Magetan (Jawa Timur), Serdang Bedagai (Sumatera Utara), Jambi (Jambi), Palu (Sulawesi Tengah), dan Rote (Nusa Tenggara Timur).
“Melalui inovasi domba premium diharapkan dapat menjadi solusi dalam pengembangan peternakan domba di Indonesia,” harapnya. (*)