Bogor24update – Bercerita tentang Kota Bogor melalui film pendek. Tentunya akan menjadi tantangan sendiri. Hal inilah yang dilakukan beberapa komunitas film di Kota Bogor.
Baru-baru ini sejumlah komunitas film di Kota Bogor melakukan lokakarya intensif untuk memproduksi film pendek.
Membahas bagaimana membuat film, dari mulai produksi hingga menentukan tema yang diangkat. Terutama mengangkat cerita tentang Kota Bogor.
Workshop juga diadakan, agar nantinya anak muda yang berada di komunitas film di Kota Bogor khususnya bisa ikut andil, pada event festival film.
Ketua RekaBogor, Georgian Marcello bersama komunitas film lainnya ikut andil dalam pembahasan ini.
Baginya, banyak hal yang bisa diangkat di Kota Bogor untuk dituangkan ke dalam film pendek.
Misalnya mengakat soal pariwisata Kota Bogor yang nantinya akan bisa menjadi sarana pembangunan ekosistem perekonomian.
“Film-film seperti itu harus ada untuk mengangkat pariwisata kota kita. Dalam 10 tahun ke depan, ibu kota negara akan pindah ke Nusantara, maka kita harus bersiap, karena ekosistem perekonomian Kota Bogor itu tidak lepas dari Pemerintah Pusat yang sering menghabiskan uangnya di kota kita,” kata Georgian.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto. Pada saat memberikan materi kepada peserta. Bima memberikan beberapa masukan yang bisa diangkat ke dalam sebuah film pendek.
“Banyak cerita menarik yang dapat kita angkat di Kota Bogor, seperti kisah persahabatan antara pemilik restoran Nasi Goreng Pete Guan Tjo dengan Sate Sumsum Pak Oo, yang merupakan kisah persahabatan penuh toleransi di Surya Kencana, Kota Bogor. Atau misalnya, setiap pagi saya melihat sepasang kakek nenek yang berjalan jauh ke pasar sambil bergandengan tangan. Kisah-kisah ini ada di Bogor dan dapat diangkat menjadi film pendek yang menginspirasi,” jelasnya.
Beberapa komunitas terlibat pada kegiatan workshop ini seperti RekaBogor, Komunitas Film Bogor, SEBS, Balefilm, dan Bogor Cinema.
Kegiatan lokakarya ini diikuti oleh 20 peserta dengan usia rata-rata 15-25 tahun, kebanyakan fresh graduate SMA dan masih duduk di kelas 1-3 SMA. Mereka mengikuti serangkaian agenda yang menarik selama tiga hari.
Pada hari pertama, peserta mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan narasumber dalam talkshow yang berfokus pada topik-topik seperti penyutradaraan, penulisan, editing film, dan sinematografi.
Selanjutnya, pada hari kedua, peserta terlibat langsung dalam proses produksi film pendek yang didukung oleh aktor-aktor teater dari subsektor Seni Pertunjukan.
Pada hari terakhir, mereka diperkenalkan kepada berbagai komunitas film di Bogor dan hasil produksi film pendek mereka diputar dalam sesi Screening serta dievaluasi oleh para mentor.
Klinik Film Bogor juga mengundang sejumlah narasumber terkenal sebagai pemateri dalam acara ini, antara lain Andi Bachtiar Yusuf (Penulis & Sutradara), Archie Hekagery (Penulis & Sutradara), Iqra Sembiring (Sinematografer), Cesa David Luckmansyah (Editor Film), dan Eko Hadi Lesmono (Pemerhati Sejarah, Bogor Historia).
Acara ini juga memberikan kesempatan kepada peserta untuk memperoleh wawasan lebih dalam tentang forum ekonomi kreatif Kota Bogor, Reka, yang merupakan jejaring dari 17 subsektor ekonomi kreatif. Subsektor film di Bogor juga telah mengalami perkembangan
pesat, terbukti dengan suksesnya Festival Film Bogor tahun lalu, sebuah penghargaan tingkat nasional bagi para pelaku film yang diinisiasi oleh Komunitas Film Bogor.
Klinik Film Bogor merupakan salah satu langkah konkret yang diambil oleh pemerintah kota dan berbagai pihak terkait untuk mendukung pengembangan industri film lokal serta mendorong kreativitas anak muda di Bogor.(*)