Bogor24Update – Inovasi tentang metode budidaya ikan terus berkembang sebagai upaya untuk mendongkrak produktivitas panen. Salah satunya inovasi yang cukup populer, yakni sistem bioflok.
Budidaya ikan dengan sistem bioflok seperti diterapkan peternak ikan yang berada di Komplek Mina Bhakti RT06 RW03, Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) MinaB Agribisnis, Widia Muhtar mengatakan, penerapan sistem bioflok merupakan pengembangan dari budidaya ikan lele sebelumnya.
Budidaya ikan nila sistem bioflok yang dilakukan sejak tahun 2010 silam memang berbeda dengan budidaya ikan lainnya.
“Sebelumnya budidaya ikan lele, karena melihat potensi ikan nila, akhirnya saya coba mengubah konsep budidaya ini,” kata Ketua Pokdakan MinaB Agribisnis, Widia Muhtar kepada Bogor24update, Sabtu 19 Agustus 2023.
Menurutnya, budidaya ikan nila dengan sistem bioflok memang sangat jarang. Ada beberapa keuntungan dalam budidaya ikan dengan metode ini seperti dapat menekan penggunaan pakan ikan.
“Irit kena pakan pelet karena ada flok bakteri probiotik. Flok ini jadi makanan ikan. Kalau pakai sistem konvensional biasanya 1 kilogram ikan memerlukan 1,5 kilogram pakan,” ujar dia.
Ia menambahkan, sistem bioflok ini bisa menekan penggunaan pakan utama pelet hampir 30 persen. Sebab dalam kolam bioflok terdapat sumber pakan alami bagi yang berbentuk gumpalan flok.
Selain efisiensi dari sisi pakan, juga penggunaan lahan dengan penerapan padat tebar 100 ekor per meter kubik jika dibandingkan sistem konvensional.
Dalam kolam bioflok berdiameter 3 meter dan ketinggian air 90 sentimeter tersebut bisa diisi dengan 600 sampai 700 ekor ikan.
Kemudian keuntungan lainnya dapat menghemat air hampir 90 persen hingga masa panen. Sehingga minim penggantian air dengan penambahan air 10 persen tiga hari setelah pembuangan kotoran dasar.
Widia menjelaskan, awal mula merintis budidaya ikan nila dengan modal Rp250 juta. Dari modal awal tersebut terus dikembangkan hingga saat ini untuk kolam ikan mencapai 50 kolam.
“Dengan modal awal terus berkembang sampai 50 kolam ikan nila hitam dan ikan nila merah,” ujar dia.
Budidaya ikan nila yang dilakukan MinaB Agribisnis dengan membagi beberapa kategori mulai dari pembenihan hingga pembesaran ikan. Bahkan benih hasil budidaya yang dijual ketika ikan sudah besar akan dibeli kembali untuk dipasarkan.
“Saya bisa maen benih, atau benih dibeli ketika panen kita beli lagi, nanti kita pasarkan ke restoran tergantung ukuran yang dibutuhkan oleh restorannya,” kata dia.
Ia mengatakan, untuk panen ikan nila bisa mencapai 1 hingga 2 kwintal dari benih 20 hingga 30 ribu ekor. Sejauh ini budidaya ikan nila yang dilakukan lebih dominan jenis nila merah dengan dijual di kisaran Rp27 ribu sampai 29 ribu rupiah per kilogram.
“Dalam satu bulan itu bisa mencapai 30 juta lebih dan itu dalam hitungan kotor. Saya juga sering kedatangan tamu untuk belajar sistem bioflok baik itu mahasiswa maupun dari pemerintah,” pungkasnya.