Dengan demikian, kata dia, para pemilik pondok pesantren harus mulai melihat potensi ini sebagai langkah menjalankan keuangan inklusif dengan memaksimalkan peran para santri.
“Tentunya adik-adik santri sebagai generasi muda mempunyai kesempatan di era digitalisasi ini. Jadi kita lihat potensi yang besar generasi muda ada 65 juta orang dan ini adalah potensi bonus demografi,” tandasnya.
Ia menambahkan, pondok pesantren tidak hanya sebagai tempat para santri menimba ilmu, tapi juga bisa dijadikan tempat pemberdayaan para santri agar mulai melihat potensi ekonomi.
“Pesantren bukan hanya pendidikan dan pengajaran keagamaan tetapi juga tanggung jawab besar untuk pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat,” tandasnya. (*)