“Setiap akhir tahun kami memang biasa melakukan penutupan jalur pendakian. Alasannya karena cuaca ekstrem dan dalam rangka pemulihan ekosistem hutan di sekitar jalur pendakian,” jelas Erlan.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga mempertimbangkan pernyataan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang baru-baru ini menyebut adanya peningkatan aktivitas gempa di Gunung Salak.
Peningkatan bahkan terjadi hingga empat kali kejadian per hari. “Itu juga menjadi pertimbangan penting juga, apalagi terkait keselamatan para pengunjung,” katanya.
Erlan berharap, masyarakat dan pendaki dapat menaati kebijakan tersebut dan tidak ada pendaki nakal yang nekat mendaki, meski jalur pendakian ditutup.