Bogor24Update – Seminar inovasi dan digitalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) produksi tas Bojong Rangkas sukses digelar di aula Desa Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, pada Selasa, 22 Agustus 2023.
Kegiatan ini digelar dengan tujuan untuk memberikan wawasan dan pandangan baru bagi para pelaku usaha serta mendorong pengadopsian teknologi dan digitalisasi dalam upaya meningkatkan daya saing produk tas lokal.
Seminar tersebut dihadiri Kepala Desa Bojong Rangkas, Ketua Badan Pengawas Desa (BPD), perwakilan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Bojong Rangkas, Ketua RW05 Desa Bojong Rangkas dan kader Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Acara tersebut dihadiri juga oleh puluhan pelaku UMKM produksi tas Bojong Rangkas dan menghadirkan pembicara dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 46 Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA).
Kepala Desa Bojong Rangkas, Iding Habudin BA menyampaikan, perkembangan UMKM produksi tas di wilayahnya saat ini cukup baik, terbukti dengan produktivitas cukup tinggi dan membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar sehingga menumbuhkan perekonomian masyarakat.
“Kegiatan ini sangat berdampak signifikan kepada masyarakat sekitar, hampir keseluruhan penduduk di sini dalam mencari atau mata pencaharian ekonomi sebagai pegiat pembuat tas,” kata Iding.
Ketua KKN Kelompok 46 Universitas Ibn Khaldun Bogor, Muhammad Rafli Maulana Ishak dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada kepala Desa Bojong Rangkas beserta jajarannya atas dukungannya terhadap kegiatan KKN yang salah satunya menggelar seminar inovasi dan digitalisasi UMKM produksi tas.
“UMKM tas Bojong Rangkas, selain itu pada kesempatan ini mengajak kepada pemerintah desa untuk dapat memberikan dukungan dan berkolaborasi dengan pelaku UMKM tas Bojong Rangkas untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Bojong Rangkas,” ungkap Rafli.
Sementara itu, pembicara Apik Ginanjar menyampaikan bahwa urgensi untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dalam dunia bisnis saat ini.
“UMKM produksi tas di Bojong Rangkas memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh melalui penggunaan teknologi digital. Langkah ini akan membuka pintu peluang baru dan memperluas jangkauan pasar,” jelasnya.
Ia mengatakan, UMKM di Indonesia saat ini memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional, karena dapat memperluas kesempatan kerja daripada sektor formal industri dan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat.
“Potensi dari UMKM tersebut sangat berperan dalam pengembangan ekonomi lokal yang terdiri dari empat aspek, yakni aspek lokalitas, ekonomi, sumber daya manusia, dan komunitas usaha,” ujarnya.
Perkembangan UMKM dalam bidang perekonomian juga dapat berdampak kepada keberdayaan usaha yang terdiri dari modal, keuntungan, produktivitas, dan jumlah alat pendukung operasional, seperti mesin jahit, mesin press dan lain-lain.
Keberdayaan usaha, sambung Apik, tidak lepas dari peranan pelaku usaha yang memiliki semangat dan beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.
“Peran pemerintah diperlukan bagi perkembangan UMKM di Desa Bojong Rangkas dengan tujuan agar tas produksi Desa Bojong Rangkas dapat explore dan lebih dikenal oleh masyarakat luas,” katanya.
Disamping itu, berkolaborasi dan bersinergi dengan pelaku UMKM pemerintah daerah dalam hal ini dapat berperan sebagai stabilisator, yaitu menjaga stabilitas iklim UMKM agar semakin maju dan berkembang.
“Sebagai inovator yaitu pemerintah daerah sebagai keseluruhan menjadi sumber dalam menciptakan hal-hal baru yang diperlukan untuk upaya problem solving dan action oriented,” tambahnya.
Peran pemerintah daerah sebagai modernisator pemerintah bertugas untuk mengantarkan masyarakat menuju modernisasi dan peran pemerintah sebagai pelopor adalah sebagai pelaku perumus kebijakan dan penyusun dan pelaksana rencana pembangunan ekonomi daerah.
Selanjutnya, pembicara Muhamad Fajar Wijaya menyampaikan bahwa inovasi dan digitalisasi saja tidak cukup. Untuk tetap dikenal dan diingat oleh pelanggan, branding yang kuat perlu dibangun.
“Branding adalah cerita dibalik produk atau layanan kita. Ini mencakup nilai-nilai, tujuan, dan citra yang ingin kita tampilkan kepada pelanggan,” katanya.
Dalam hal branding, UMKM tas desa Bojong Rangkas perlu mendefinisikan elemen-elemen seperti logo, warna, dan gaya visual yang konsisten.
Selain itu, penting juga untuk membangun koneksi emosional dengan pelanggan, mungkin melalui narasi tentang bagaimana produk dihasilkan atau bagaimana UMKM tersebut memberikan dampak positif pada masyarakat setempat.
Dijelaskannya, branding sebagai komunikasi adalah sebagai media, di mana masyarakat tahu mendirikan sebuah brand, promosi, dan daya tarik. Apabila memiliki brand yang kuat, maka promosi akan lebih mudah dilakukan.
“Membangun citra, keyakinan, jaminan kualitas,” ujar Fajar.
Sebab, lanjutnya, perusahaan tanpa identitas merek yang kuat akan menghancurkan strategi pemasaran. Bahkan, dapat membuat produknya dilupakan seiring waktu.
Pengendali pasar, brand yang kuat, brand yang kuat dapat mengendalikan pasar karena masyarakat telah mengenalnya. branding juga dapat membangun visibilitas sehingga meningkatkan kemungkinan pembelian berulang. Branding dapat melindungi bisnis, pungkasnya.
Ia menambahkan, pentingnya marketing offline dan online. Marketing offline adalah upaya menarik konsumen tertarget dengan melakukan promosi secara fisik.
Sedangkan marketing online adalah strategi memanfaatkan platform daring untuk mengkomunikasikan pesan seputar citra bisnis, serta mempromosikan produk atau layanan kepada calon konsumen.
“Salah satu poin utama yang ditekankan dalam seminar adalah pentingnya mengenali manfaat digitalisasi dalam berbagai aspek bisnis,” katanya.
Pembicara Muhamad Syahrul Fauzan menjelaskan lebih kepada bagaimana penggunaan platform daring dan media sosial, marketplace dan E-Commerce dapat mempermudah UMKM dalam memasarkan produknya ke berbagai lapisan masyarakat, bahkan hingga tingkat internasional.
Para peserta seminar juga diajak untuk menggali lebih dalam mengenai integrasi teknologi dalam proses produksi. Contoh nyata tentang bagaimana penggunaan sistem otomatisasi mampu meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi secara signifikan.
Acara seminar juga memberikan platform bagi para pelaku UMKM untuk berdiskusi berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi dalam mengadopsi teknologi.
Dari diskusi panel yang berlangsung terlihat semangat dan tekad para pelaku usaha untuk berinovasi dan memajukan sektor produksi tas Desa Bojong Rangkas.
Syahrul mengatakan, seminar inovasi dan digitalisasi ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membawa harapan baru bagi para pelaku UMKM produksi tas di Bojong Rangkas.
“Diharapkan langkah-langkah ini akan mendorong pertumbuhan bisnis mereka, memperluas jangkauan pasar, dan mengukuhkan posisi produk tas lokal dalam kancah global,” tandasnya.