Saat ini, dari 23 hektare lahan persawahan yang ada sudah sekitar empat hektar ditanami padi organik. Ia mengakui proses mengubah pertanian konvensional menggunakan pupuk kimia tidaklah mudah.
Namun ia bersyukur saat ini meski belum seluruh padi ditanam secara organik, namun pertanian Mulyaharja tidak lagi menggunakan pestisida kimia.
“Di sini non organiknya tidak menggunakan pestisida kimia, tapi dengan pestisida nabati menggunakan bahan organik. Jadi kita tidak membunuh hama itu, tapi hanya menghindari dan meminimalisir, karena bagaimanapun hama itu makhluk hidup juga,” ujarnya.
Aneng juga mengakui sempat mengalami kesulitan karena perubahan penanaman secara organik membuat hasil panennya menyusut yang disebabkan oleh penyesuaian tanaman.
Namun setelah kondisi tanah bisa menyesuaikan lambat laun hasil panen mengalami peningkatan, bahkan harga jual berasnya pun tinggi.
“Alhamdulillah hasil panennya sudah sama dengan awal, harga jualnya dua kali lipat dari padi biasa,” ucap Aneng.
Dalam panen padi organik inu juga diikuti Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor Anas Rasmana, Camat Bogor Selatan Hidayatulloh, dan KTD Lemah Duhur. (Ris)