Bogor24Update – Robot TKR atau Total Knee Replacement, kini mulai banyak digunakan rumah sakit sebagai teknologi untuk membantu kedokteran, khususnya dalam bidang bedah ortopedi.
Sistem robotik canggih ini dirancang untuk membantu dokter bedah melakukan operasi penggantian sendi lutut dengan tingkat presisi yang sangat tinggi.
Operasi TKR ini bertujuan menggantikan sendi lutut yang rusak akibat osteoartritis atau cedera lainnya, dan kini dapat dilakukan dengan bantuan robot untuk hasil yang lebih akurat dan minim invasif.
“Penggunaan robot dalam TKR meningkatkan ketepatan dalam memotong tulang dan menempatkan implan secara presisi, sesuai dengan anatomi pasien masing-masing. Hal ini dapat mempercepat pemulihan, mengurangi rasa nyeri pasca operasi, serta meningkatkan umur implan lutut,” jelas Prof Ismail Hadi Soebroto Dilogo, Subspesialis Panggul dan Lutut di Siloam Hospitals Mampang dalam keterangannya, Selasa 19 Agustus 2025.
Dengan teknologi navigasi real-time, robot ini bekerja sebagai “asisten” yang memastikan semua prosedur dilakukan dengan standar terbaik.
Namun, kata Ismail, keputusan klinis tetap berada di tangan dokter bedah, sehingga kolaborasi antara keahlian manusia dan kecanggihan mesin menciptakan kombinasi optimal untuk hasil operasi yang superior.
“Teknologi ini dipilih karena mampu memberikan presisi tinggi yang sulit dicapai dengan metode konvensional,” jelasnya.
Robot memetakan anatomi lutut secara detail dan membantu dokter menyesuaikan posisi implan secara optimal untuk setiap pasien.
Ada sejumlah kelebihan dibanding dengan metode konvensional. Dimana penggunaan Robot TKR ini membuat pemulihan lebih cepat.
Jika metode konvensional biasanya memungkinkan pasien mulai berjalan setelah 1–2 hari, dengan robotic TKR banyak pasien dapat mulai latihan pergerakan di hari yang sama pasca operasi.
Tak hanya itu, penggunaan Robot TKR juga membuat sayatan pada operasi lebih kecil dan minim invasif serta mengurangi risiko perdarahan dan infeksi.
“Durasi operasi lebih efisien berkat perencanaan akurat dan panduan navigasi real-time. Nyeri pasca operasi lebih ringan karena trauma jaringan lebih minim,” beber Ismail.
Ismail menyebut banyak orang menunda operasi lutut karena khawatir akan rasa sakit, waktu pemulihan lama, atau hasil yang tidak optimal.
Namun, teknologi robotic TKR menjawab semua kekhawatiran ini dengan akurasi yang lebih tinggi, risiko kesalahan yang sangat minim, dan proses yang lebih nyaman.
“Dengan demikian, pasien dapat menjalani operasi dengan rasa tenang, mengetahui bahwa prosedur dilakukan sesuai standar internasional,” tuturnya.
Siloam Hospitals Mampang menjadi salah satu pusat kesehatan yang telah mengadopsi teknologi ini.
Ismail menegaskan bahwa ini merupakan bagian dari komitmen rumah sakit dalam memberikan pelayanan ortopedi berstandar internasional, khususnya bagi pasien dengan kebutuhan operasi penggantian lutut.
“Kami percaya, kehadiran teknologi robotik dalam TKR bukan hanya sekadar inovasi, namun juga lompatan besar menuju era perawatan kesehatan yang lebih personal, aman, dan efektif,” pungkasnya. (*)