“Awal musim kemarau 2023 sebagian besar Zona Musim (ZOM) akan terjadi pada bulan Mei 2023 (19 ZOM atau 46,3%), bulan Juni 2023 di 15 ZOM (36,6%), dan daerah lainnya pada bulan Maret, April dan Juli 2023. Jika dibandingkan dengan normal (rata-rata periode 1991-2020), awal musim kemarau 2023 diperkirakan maju dari normalnya, (26 ZOM atau 63,4%), mundur sebanyak 9 ZOM (22,0%) dan daerah lainnya akan sama dengan normalnya,” kata Iwan dari data hasil BMKG.
“Sifat hujan selama musim kemarau 2023 di sebagian besar Zona Musim akan diperkirakan akan bawah normal (27 ZOM atau 65,9%), atas normal sebanyak 10 ZOM (24,4%), dan wilayahnya diprediksi akan bersifat normal,” sambungnya.
“Puncak musim kemarau 2023 umumnya diperkirakan akan terjadi bulan Agustus 2023 (31 ZOM atau 75,6%), bulan Juli sebanyak 9 ZOM (22,0%), dan bulan September 1 ZOM (2,4%),” jelasnya.
Berdasarkan data tersebut, Pemkab Bogor mengeluarkan surat edaran agar dapat ditindaklanjuti dalam penanganan yang terjadi saat ini, yakni kemarau berkepanjangan dan pencegahan terhadap adanya kebakaran hutan dan lahan.
“Perlu dilakukan upaya penanganan siaga darurat bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan yang bersifat cepat, tepat dan terpadu dengan mengerahkan potensi sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta pembiayaan yang tersedia, sehingga mampu meminimalisir dampak bencana,” ungkap Plt Bupati Bogor.