Bogor24Update – Sebanyak 36 orang yang terdiri pelajar SD, SMP, dan guru Sekolah Bosowa Bina Insani, Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor dilarikan ke sejumlah rumah sakit. Mereka diduga mengalami keracunan makanan.
Dandim 0606/Kota Bogor, Letkol Inf. Dwi Agung Prihanto membenarkan adanya peristiwa tersebut. Para pelajar dan guru di sekolah tersebut mengalami gejala yang diduga keracunan makanan secara bertahap dari kemarin sore dan pagi hari.
Namun, sambung Dwi, untuk mengetahui penyebab pastinya menunggu hasil uji laboratorium sampel makanan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor.
“Itu baru dugaan keracunan makanan. Memang benar tadi siang kita terima laporan, tapi masih kita selidiki, termasuk sudah berkoordinasi juga dengan Dinkes,” ujarnya di Makodim 0606/Kota Bogor, Rabu, 7 Mei 2025.
Dandim menjelaskan bahwa sampel makanan yang diambil sudah sesuai protap, yakni disimpan dua kali 24 jam.
“Jadi yang sampel kemarin masih ada, kejadiannya kan makanan kemarin, bukan hari ini. Hari ini kita tinggal tunggu hasil lab,” katanya.
Sejauh ini, korban yang dilaporkan berasal dari satu sekolah. Sementara makanan yang didistribusikan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bina Insani menyasar 13 sekolah.
“Yang (sekolah) lain itu tidak ada (laporan keracunan makanan). Apakah ini murni karena makanan atau ada faktor lain, seperti perilaku siswa yang mungkin tidak mencuci tangan atau kebersihan tempat makan,” lanjut Dwi.
Dandim mengatakan berdasarkan inventarisasi, total korban berjumlah 36 orang, dengan rincian 24 orang mengalami keluhan ringan, 5 orang dirawat di rumah sakit, dan 7 orang menjalani rawat jalan.
Dari jumlah tersebut, terdapat 3 guru yang juga mengalami gejala serupa. Semua korban berasal dari sekolah Bosowa Bina Insani.
“Gejala yang muncul mual, pusing, dan diare. Memang secara gejala mengarah keracunan makanan, tapi makanan yang mana Kebetulan sekolah yang terdampak ini menerima MBG, makanya perlu dicek,” imbuh Dandim.
Sebagai langkah antisipasi, pihaknya juga telah memberikan atensi kepada tiga penyedia MBG lainnya, mulai dari kebersihan alat makan, bahan hingga proses produksi, pengemasan makanan, dan diterima pelajar.
Ia memastikan program MBG Dapur SPPG Bina Insani tetap berjalan sambil terus dilakukan evaluasi. “Tidak bisa dihentikan karena ini program, kecuali dalam kondisi tertentu seperti bencana atau sekolah yang libur,” katanya. (*)