“Faktornya tidak ada hujan di kawasan hulu atau Puncak. Seperti tahun-tahun kemarin puncaknya itu Januari dan Februari,” katanya.
Andi menyebutkan untuk debit air yang ada saat ini 4.000 liter per detik. Dari jumlah itu sebagian besar air atau 3.000 liter per detik disalurkan untuk irigasi lewat pintu Kali Baru Timur.
“Yang masuk saluran irigasi 3.000 liter per detik, untuk menyelamatkan ekosistem, pengairan lahan sawah di Bogor, Depok sampai Jakarta, kemudian untuk penggelontoran air baku Bogor, Depok sampai Jakarta, juga untuk Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor,” urainya.
Sedangkan 1.000 liter per detik yang menjadi air limpasan dialokasikan ke sungai Ciliwung untuk menjaga ekosistem dan sumber air baku bagi perusahaan air minum di wilayah kota dan kabupaten Bogor.
Andi mengatakan, siklus kekeringan air di Bendung Katulampa sekarang sudah berubah. Biasanya pada Januari dan Februari kondisi TMA di Bendung Katulampa mengalami peningkatan.
“Cuaca sekarang tidak bisa diprediksikan. Biasanya Januari dan Februari puncaknya, ini yang kami khawatirkan, curah hujan mundur ke Maret dan April,” ucapnya.
Kendati demikian, pihaknya sudah menyiapkan langkah sistem pengaturan air apabila kekeringan air di Bendung Katulampa berkepanjangan.
“Kami terus monitor curah hujan di kawasan hulu atau Puncak, nanti air diatur dengan sistem bergilir. Tapi mudah-mudahan tidak separah tahun-tahun kebelakang, kalau masih 4.000 liter per detik masih normal,” tandasnya. (Haris)