Bogor24update – Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus), merupakan salah satu jenis jamur yang banyak dibudidayakan oleh para petani. Pasalnya, selain modal yang relatif murah, Jamur Tiram cepat menghasilkan cuan karena lebih cepat dipanen.
Salah satu petani Jamur Tiram yang masih bertahan hingga saat ini adalah Syarif Hidayat. Warga Kampung Indahsari RT.01/ RW.11, Kelurahan Harjasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor ini sudah 15 tahun menjadi petani budidaya jamur.
Menurutnya, perjalanan menjadi petani budidaya jamur tiram tersebut, hanya bermodalkan keberanian dengan modal awal yang relatif minim.
Namun atas ketekunannya dalam budidaya Jamur yang satu ini, usahanya bisa bertahan meski harus melewati masa-masa sulit seperti terjangan pandemi covid 19.
“Waktu hancurnya ketika zaman Covid 19, hampir semua di sektor usaha kecil menengah anjlok,” kata Sarif, kepada Bogor24Update, Kamis 24 Agustus 2023.
Dari pengakuannya, sebelum itu ia sempat menjalani usahanya di lahan seluas 300m². Akibat pandemi covid 19 melanda, omzetnya sempat anjlok hingga memaksa dirinya menjalakan usahanya di rumah.
“Tidak putus asa, dan saya bangkit kembali, walaupun hanya mempunyai 2 Kubung Jamur Tiram,” jelas dia.
Selain modal murah dengan masa panen yang singkat, lanjut Syarif, jamur tiram merupakan bahan sayuran bergizi tinggi, kaya akan protein, serat, vitamin, dan mineral.
Ia menambahkan, untuk mendapatkan Jamur Tiam berkualitas bagus, maka pembudidayaan harus dilakukan ditempat lembab dengan suhu udara pada kisaran 25⁰ hingga 28⁰ Celcius.
“Media tanam yang digunakan untuk pembudidayaan Jamur Tiram pun mudah ditemui diantaranya, serbuk gergaji, dedak padi, jagung, dan kapur,” katanya
Syarif memaparkan, untuk mengawali budidaya Jamur Tiram diawali dengan membuat adonan media tanam yang terdiri dari serbuk gergaji dicampur dengan pupuk, dedak, jagung dan kapur. Adonan tersebut kemudian didiamkan hingga 24 jam, kemudian dikukus, maksimal 10 jam, lalu didinginkan selama satu hari.
Setelah itu bibit jamur kemudian ditanam pada media tanam tersebut. Kecambah jamur, kata Syarif, akan mulai terlihat setelah satu bulannproses penanaman.
“Pembibitan, proses intubasi menjadikan bibit jamur selama 1 bulan, sampai jamur berubah hingga menjadi siap untuk panen kurang lebih sekitar 3 bulan,” tutup Syarif.
Selain digunakan sebagai bahan sayur, Jamur Tiram bisa diolah menjadi berbagai varian masakan dan kudapan, seperti pepes jamur, tumis jamur, sate jamur dan kini banyak diproduksi jamur crispi.
Harga Jamur Tiram mentah di lokasi pembudidayaan dijual dengan harga Rp.20 ribu per kilogram. Sementara Jamur Tiram hasil budidaya Syarif bayak dijumpai di pasar pasar di Kota Bogor diantaranya Pasar Bogor, Pasar Anyar dan Pasar TU Kemang.