“Iya seperti green house sudah mendapatkan lahan dan secara operasional masih tetap bisa terintegrasi dengan TPS. Masih di sekitar situ sekitar 200 sampai 300 meter,” bebernya.
Kemudian untuk budidaya Puyuh berpindah tempat masih di wilayah Kelurahan Katulampa atau tepatnya di Kampung Cikeas. Sementara budidaya maggot dan ayam ditempatkan di area TPS.
Asep juga menjelaskan, pada masa transisi lahan, mengingat saat ini di lokasi ada kegiatan penggalian tanah, maka bak sampah di TPS sementara waktu ditempatkan di area depan gerbang.
Dia memperkirakan kegiatan penggalian tanah untuk jalur jalan itu berlangsung hingga dua bulan kedepan. “Jadi posisi bak sampah dipindah dahulu, karena truk (sampah) tidak bisa melewati akses di sana.”
Setelah Jalan R3 terbangun, kata Asep, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) akan membuatkan sodetan akses untuk truk pengangkut sampah di TPS.
Hingga saat ini, TPS 3R MBR sendiri memproduksi sekitar 1,5 ton sampah per hari dari kurang lebih 1.000 Kepala Keluarga (KK). Sampah itu dikelola dengan dipilah menjadi sampah organik dan non organik.
“Yang paling penting dan utama juga di sana itu masih terkelolanya sampah rumah tangga yang bersumber dari kurang lebih 1.000 KK dari tiga RW, insyaallah terolah dan terkoordinir,” ucapnya.