Tony berharap dengan kolaborasi ini akan mampu mendorong peningkatan populasi kacamata wangi-wangi di habitat alaminya mengingat statusnya endemik yang rentan terhadap kepunahan dan diharapkan juga menjadi fauna identitas (ikon satwa) yang baru bagi Kabupaten Wakatobi.
Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional, Darman menambahkan, kerja sama yang dilakukan dengan Taman Safari Indonesia merupakan wujud dukungan besar Taman Nasional Wakatobi terhadap program konservasi kacamata Wangi-wangi.
Disamping itu menjadi upaya Balai Taman Nasional Wakatobi untuk melakukan pelestarian satwaliar di kawasan darat, selain pelestarian biota bawah laut yang telah dilakukan.
“Kenapa kacamata Wangi-wangi harus dilestarikan. Burung yang hanya ada di Pulau Wangi-wangi ini sangat berperan dalam membantu mengendalikan populasi ulat-ulat yang merugikan tanaman petani lokal. Hal ini karena burung ini juga memakan ulat-ulat. Saya kira jangan sampai kita terlambat kita membiarkan burung sendirian di alam tidak diurus, pada akhirnya orang lain yang akan bercerita banyak bagaimana melestarikan atau populasi dari burung kacamata Wangi-wangi,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Bupati Wakatobi, Haliana, dalam pembukaannya menyambut baik rencana pelestarian burung kacamata Wangi-wangi dan mengajak seluruh peserta sosialisasi untuk terlibat dalam kepedulian bersama dengan mengkampanyekan upaya konservasi kacamata wangi lebih luas.
“Mari kita beri kesadaran kepada masyarakat kita untuk bisa menyadari begitu pentingnya 1 ekor sui (nama daerah kacamata wangi-wangi) untuk menjaga ekosistem dan tentu menjadi daya tarik kita sebagai daerah wisata,” kata Haliana.
Perlu diketahui, sosialisasi program konservasi kacamata Wangi-wangi (Zosterops paruhbesar) ini bertujuan untuk menguatkan keterlibatan para pihak dalam program konservasi melalui kegiatan kolaborasi konservasi, khususnya untuk kacamata Wangi-wangi sebagai spesies endemik pulau Wangi-wangi yang membutuhkan perhatian bersama secepatnya.
Kegiatan itu dihadiri sebanyak 61 tamu undangan yang berasal dari berbagai dinas atau instansi pemerintah di Kabupaten Wakatobi, akademisi, kepala desa dan lurah serta tokoh masyarakat. (*)