“Posisi kendaraan truk ini dalam keadaan menanjak, di sebelah kiri dari jalan tersebut adalah jurang, jalan sempit. Sementara pengendara sipil yang menggunakan kendaraan warna putih ini berada di posisi atas. Dari bawah, posisi truk sudah dalam keadaan menanjak dan gigi satu, di belakang posisi kendaraan truk milik Korem ini ada beberapa mobil sipil,” ungkapnya.
Sesuai dengan UU Lalu Lintas, seharusnya kendaraan truk TNI mendapatkan prioritas jalan. Tetapi, yang terjadi di lokasi justru adalah sebaliknya.
“Mobil sipil dari atas ini sudah diberikan rambu oleh sopir. Sudah dikasih rambu, lampu hazard sudah dinyalakan, sudah diminta jalan. Tapi kenyataanya mobil sipil ini memaksa turun dan mengambil badan jalan kita, anggota kita driver sampai ban kiri belakang dari truk sudah keluar dari bahu jalan. Artinya kalau ke kiri lagi dia masuk jurang,” terangnya.
Kecelakaan pun tak terhindarkan. “Sehingga belakang kanan dari mobil tersebut bersenggolan dengan mobil truk kita,” jelasnya.
Namun, pihaknya membantah bahwa anggotanya itu melarikan diri. Sebab saat itu kondisinya tidak memungkinkan untuk berhenti karena kondisi jalan menanjak.
“Truk kita dalam kondisi menanjak gigi satu tidak mungkin berhenti, di situ ada prajurit 31 orang yang akan melaksanakan tugas Pam VVIP. Ketika berhenti kehilangan tenaga dia akan mundur dan menabrak mobil yang ada di belakang, ataupun ketika dia akan banting kiri itu jurang sebelah kirinya. Sehingga memutuskan tetap lanjut perjalanan tersebut,” tuturnya.
Joy menilai tindakan anggotanya itu sudah sesuai prosedur. Bahkan, anggota juga sempat meminta kepada pengendara mobil untuk menyelesaikan persoalan tersebut di Makorem 061 Suryakencana.
“Letnan Satu Novi turun dan menjelaskan ‘ibu, kami sedang melaksanakan tugas’, permasalahan ini akan kami pertanggungjawabkan sepenuhnya silahkan ibu menyusul kami di daerah tugas kurang lebih masih ada 4,5 kilometer lagi. Kalau tidak, silahkan ibu ke Makorem untuk kita bicarakan. Dalam hal ini tindakan perwira kami itu sudah betul karena ada skala prioritas di sini, tugas negara yang harus kami laksanakan,” tuturnya.
Namun, muncul video viral di media sosial terkait kejadian tersebut yang dinilai hanya sepihak dan merugikan institusi TNI. Oleh karena itu, pihaknya berharap kepada pemilik akun media sosial ataupun pengendara mobil yang merasa dirugikan untuk segera dapat mendatangi Korem 061 Suryakencana dalam rangka melakukan mediasi.
“Korem 061 Suryakencana membuka ruang mediasi kepada akun yang mengatasnamakan Milanta ini. Kalau kami harus mempertanggungjawabkan secara material kami bersedia dan kami bertanggungjawab, tapi kami juga mohon akun Milanta ini untuk sportif melihat aturan lalu lintas dan posisi kita sudah sangat benar,” pungkas Joy. (*)