Bogor24Update – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Perumda Tirta Pakuan resmi meluncurkan layanan Zona Air Minum Prima (ZAMP) bagi sekitar 6.000 rumah tangga di wilayah kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, pada Selasa, 26 Agustus 2025.
Layanan ini masyarakat bisa langsung mengonsumsi air dari keran tanpa harus dimasak, karena kualitasnya sudah setara dengan air minum dalam kemasan.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mengatakan peluncuran ZAMP ini menjadi lompatan besar dalam pelayanan publik sekaligus upaya meningkatkan kualitas hidup warga.
Menurut ia, kualitas air yang disalurkan melalui jaringan ZAMP setara, bahkan lebih baik dibandingkan air minum dalam kemasan.
“Sekarang warga bisa minum air langsung dari keran rumahnya, tanpa harus beli galon lagi. Kualitasnya bahkan melebihi air minum dalam kemasan dan harganya jauh lebih murah, hanya Rp7 per liter, berbeda jauh dengan membeli satu galon yang seharga Rp20.000. Satu rumah tangga bisa menghemat hingga Rp300.000 per bulan,” ujar Dedie Rachim kepada wartawan usai melakukan peluncuran ZAMP, dikutip Rabu, 27 Agustus 2025.
Dedie Rachim mengungkapkan bahwa pipa lama tidak lagi digunakan, karena tidak memenuhi standar higienis untuk konsumsi langsung. Pipa yang digunakan dalam jaringan ZAMP ini menggunakan jenis HDPE (High-Density Polyethylene), yang masuk dalam kategori food grade.
“Pipa yang digunakan harus benar-benar higienis. Selain itu, sistem kontrol kualitas air juga telah disiapkan, termasuk pemantauan klor, kejernihan, kekeruhan, dan pH,” katanya.
Sebelumnya, Bogor pernah memiliki fasilitas serupa di beberapa titik seperti kawasan Sistem Satu Arah (SSA), namun hanya bersifat spot.
“Program ZAMP ini jauh lebih luas cakupannya karena menjangkau ribuan rumah,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, Rino Indira Gusniawan, menyatakan bahwa secara teknis semua instalasi pengolahan air (WTP) di Kota Bogor sebenarnya sudah menghasilkan air layak minum. Namun tantangannya adalah distribusi melalui pipa lama yang mengandung bahan kimia tertentu.
“Di semua WTP kita, airnya sudah siap minum. Tapi masalahnya, pipa distribusi lama masih menggunakan bahan yang tidak direkomendasikan untuk air siap minum. Karena itu, kami mulai rehabilitasi dengan pipa HDPE yang lebih aman,” katanya.
Lebih lanjut, Rino menjelaskan, ZAMP akan diterapkan bertahap sesuai kesiapan infrastruktur.
“Dimulai dari Mulyaharja yang sudah siap, lalu selanjutnya akan dilanjutkan ke Tajur melalui tahapan inventarisasi terlebih dahulu. Mudah-mudahan ini mendukung visi Pak Wali, menjadikan Bogor lebih sehat dan memberi yang terbaik bagi masyarakat,” pungkasnya. (*)