Bogor24Update – Perpustakaan Nasional (Perpunas) RI bersama Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kota Bogor menggelar serangkaian kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Auditorium Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor.
Dengan mengangkat tema “Literasi Merdeka, Membaca Keren, Menulis Ngetren” diharapkan kegiatan ini dapat mendorong peran literasi bagi Gen Z menuju Indonesia Emas Tahun 2045.
“Ini merupakan bukti dari Perpunas RI yang berperan aktif mendukung pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup atau Sustainable Development Goals (SDGs),” kata Kepala Perpusnas RI, Muhammad Syarif Bando disela-sela kegiatan.
Syarif menambahkan melalui kegiatan ini pihaknya mengajak masyarakat khususnya Gen Z untuk melek literasi. Hal itu perlu dibiasakan dan terbentuk sejak dini seperti yang dilakukan negara-negara maju di dunia.
“Korea Selatan bisa menjadi negara maju karena satu hal, karena masyarakatnya melek literasi,” ujarnya.
Berdasarkan buku yang akan dipakai UNESCO pada 2025 mendatang, disebutkan Korea Selatan masuk ke dalam sepuluh besar negara maju.
Enam di antaranya berasal dari Asia. Lima dari kawasan Asia Timur, seperti Korea Selatan, Jepang, Tiongkok, Hong Kong dan China Taipei. Satunya dari Asia Tenggara, yakni Singapura.
“Kenapa Singapura masuk? Padahal mereka tidak punya sumber daya alam. Bukan juga negara besar seperti Indonesia. Faktornya ada pada warga negaranya (melek literasi),” tutur Syarif.
Oleh karena itu, dikatakan Syarif, peran perpustakaan sangat dibutuhkan, bukan lagi hanya menyediakan buku bacaan saja.
“Pada 2016 lalu, kami menciptakan teori tentang pustakawan, dan dunia harus belajar ke Indonesia. Yakni 10 persen melakukan manajemen terhadap koleksi, 20 persen manajemen ilmu pengetahuan, dam 70 persen transfer ilmu,” jelasnya.
“Perpustakaan tidak boleh menjadi menara gading. Tapi harus melibatkan peran serta masyarakat. Percuma punya berjuta-juta buku, tapi tidak tahu apa yang dibutuhkan masyarakat,” imbuhnya.
Kaitannya dengan PILM di Kota Bogor, Syarif mengapresiasi program yang dimiliki Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor. Keberadaan gedung baru ini menunjukkan komitmen Pemerintah Kota Bogor untuk memberikan fasilitas kepada publik.
“Secara de facto, Bogor sudah menjadi ibu kota negara karena Presiden tinggal di sini,” katanya.
Ia mengatakan, bahwa Kota Bogor memiliki sejarah dengan ilmu pengetahuan yang dibuktikan dengan keberadaan Kebun Raya Bogor dan balai pustaka yang telah berusia ratusan tahun.
“Gagasan baru (Diarpus) Kota Bogor melibatkan masyarakat dengan beragam program menarik. Seperti menjadi kepala dinas sehari bagi generasi Z dan lain sebagainya,” tutur Syarif.
Sementara itu, Kepala Diarpus Kota Bogor, Rudiyana menambahkan, fokus kegiatan PILM 2023 adalah para Gen Z sebagai penerus untuk tahun 2045. Ia menilai ada banyak tantangan menuju 100 tahun Indonesia.
Melalui PILM ini, pihaknya ingin menyimpulkannya bahwa literasi kunci untuk Gen Z bisa menghadapi tantangan di tahun 2045 dan bahkan meraih sukses di 2045.
“Kegiatan utama PILM di Kota Bogor ini talkshow, tapi kami menyediakan 8 side event yang dilaksanakan secara paralel,” kata Rudiyana.
Diawali lomba mendongeng siswa SD, lomba perpustakaan SD pelatihan mendongeng bunda literasi kelurahan se-Kota Bogor, bedah buku difabel, storytelling, booth buku literasi merdeka dan Kadis Gilenial chellenge sebuah kompetisi para gen Z untuk menjadi Kadiarpus selama satu hari.
Rudiyana memaparkan, kegiatan utama PILM adalah talkshow yang digelar hari ini dengan diikuti ribuan peserta secara daring di seluruh Indonesia.
“Output-nya menghasilkan komitmen Kota Bogor untuk menggaungkan pentingnya literasi,” terang Rudiyana.
Acara PILM dibuka secara resmi oleh Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim. Dalam acara tersebut hadir sejumlah pembicara talkshow, penulis buku, yaitu Trinity, influencer atau pegiat literasi Eka Ardhinie yang dimoderatori oleh Visual Storyteller Moch. Rizky Candiaz.