Bogor24Update – Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi salah satu penyakit yang rentan terjadi di musim kemarau. Tak terkecuali di Kota Bogor.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menyatakan pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap kasus ISPA melalui alat Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
“Kita lakukan pemantauan bagi warga Kota Bogor yang terkena kasus ISPA yang diakibatkan polusi udara,” kata Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, Rabu, 6 September 2023.
Retno mengatakan, hasil dari pemantauan saat ini kebanyakan ISPA non pneumonia pada umumnya batuk pilek dan ISPA pneumonia batuk pilek disertai dengan gejala lain, seperti kesulitan bernapas dan peningkatan pernapasan.
Berdasarkan data angka pengidap ISPA pneumonia tidak lebih dari 100 jiwa dan ISPA non pneumonia mencapai 1.000 jiwa dari alat SKDR.
“Kalau angkanya bisa berubah kadang 900 jiwa untuk non pneumonia, kadang juga pneumonia mencapai 80 jiwa,” imbuhnya.
Selain itu, kata Retno, Dinkes Kota Bogor melakukan pemantauan sejak dari Januari 2023 hingga saat ini yang paling dominan adalah kasus ISPA.
Meski demikian, angka pengidap ISPA pneumonia maupun non pneumonia di kota berjuluk Kota Hujan ini tidak mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
“Artinya ini masih dalam kondisi stabil, dan tidak ada kenaikan, usia balita agak tinggi ya dibandingkan yang lain, risiko rentan,” paparnya.
Namun apabila terjadi kenaikan yang sangat signifikan, ia menyebut Dinkes Kota Bogor akan meningkatkan kewaspadaan bagi masyarakat.
“Kalau terjadi kenaikan yang sangat signifikan atau lonjakan hingga dua kali lipat atau lebih, itu sudah menjadi perhatian kewaspadaan dan kami akan laporkan,” tutupnya.