Bogor24Update – Kondisi wisata Goa Gudawang saat ini memprihatinkan. Pangkalnya, selain beberapa bagian fasilitas sudah tidak layak alias rusak, akses jalan juga minim perhatian.
Padahal, tempat wisata Goa Gudawang yang berada di Desa Argapura, Kecamatan Cigudeg itu merupakan salah satu aset milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor menyatakan instansinya akan melakukan perbaikan fasilitas pada wisata Goa Gudawang.
“Tinggal nanti ada pengurusan pelaksanaan, yang kedua tahun ini melakukan kerja sama dengan DPMPTSP,” ungkap Kepala Disbudpar Kabupaten Bogor, Deni Humaedi saat menghadiri Bogor Keliling di Kecamatan Tenjo, Rabu, 20 September 2023.
Ditahun ini juga, kata Deni, studi kelayakan atau feasibility study (FS) sedang berproses agar nanti terlihat perkembangannya untuk akses jalan yang akan digunakan ke wisata Goa Gudawang.
“Hari ini masalah akses kan, karena jalan yang digunakan masih milik perusahaan,” ujarnya.
Deni melihat Goa Gudawang adalah tempat wisata khusus, seperti penelitian maupun peziarah. Dan menurutnya, beberapa fasilitas yang ada harus diperbaiki agar tempat wisata itu memiliki daya tarik bagi pengunjung.
“Itukan dengan beberapa fasilitas-fasilitas perlu diperbaiki agar memadai. Bisa saja dengan perluasan itu bisa menambah wisata yang lain untuk menarik minat pengunjung,” tegasnya.
Menurutnya, saat ini daya saing tempat wisata ada beberapa, seperti, Gunung Leutik dan Waterpark, walaupun masih kurang, sehingga minat pengunjung yang datang kurang.
“Artinya jangan dilihat wisata tidak melulu di ranah bisnis karena wisata ini lebih minat khusus, artinya bahwa jika dilihat dari bisnis ongkos, perawatan, sampai SDM bisa lebih tinggi,” ungkapnya.
Termasuk dari beberapa pendapatan dengan adanya perubahan peraturan daerah berkaitan pajak dan retribusi daerah, selama ini harga tiket Rp4 ribu tetapi sudah naik menjadi Rp5 ribu.
“Tapi kalau idealnya itu sampai Rp25 ribu nantinya siapa yang mau masuk, bahkan sebelum pandemi pendapatan kurang lebih Rp25 juta per tahun, tapi sekarang pemasukan berkisar Rp8 sampai Rp10 juta dan kita targetkan tahun depan Rp12 juta,” tuturnya.
Deni mengharapkan adanya dengan FS nantinya akan ada perubahan, dan memang satu-satu objek wisata harus dibangun lantaran wilayah Bogor Barat bakal menjadi tujuan wisata.
“Mengenai pihak ketiga bisa saja tapi masih menunggu FS sekaligus koordinasi antar dinas terkait, dan saat ini pengeluaran dan pemasukan tidak sebanding, itu juga perlu dipikirkan sekaligus kajian,” pungkasnya.




















