Bogor24Update – Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, suasana khas kemerdekaan mulai terasa di Kota Bogor. Salah satunya terlihat dari ramainya penjual bendera merah putih yang berjajar di pinggir jalan.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini sejumlah pedagang musiman mengaku mengalami penurunan omzet penjualan. Salah satunya dirasakan seorang penjual bendera asal Garut, Atep Koeswara.
Atep mengatakan bahwa tahun ini merupakan kali pertama ia merasakan penurunan pendapatan secara signifikan sejak puluhan tahun berjualan bendera di Kota Bogor.
“Saya mulai berjualan bendera musiman sudah puluhan tahun, kalau tahun ini mulai berjualan sejak tanggal 28 Juli, ya sampai dengan lewat bulan Agustus dan setelah itu saya kembali ke kampung halaman,” ujarnya saat ditemui di lapaknya di Jalan Pajajaran, Kamis, 7 Agustus 2025.
Atep menjelaskan bendera yang dijualnya berasal dari Kampung Leles, Garut, kawasan yang dikenal sebagai kampung bendera. Menurutnya, bendera dari kampung tersebut didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia.
“Dijual di beberapa wilayah termasuk Bogor, Kalimantan, Ambon, Maluku Utara, Papua, hingga NTB,” ujarnya.
Di kampung halamannya, ia mengaku bekerja sebagai montir dan memiliki bengkel mobil, karena hasil keuntungan dari penjualan bendera dadakan cukup besar, membuatnya bersama rekannya pergi dari kampung halamannya.
“Kalau sedang ada pembeli, kadang sehari bisa menghasilkan sekitar Rp500 ribu. Untuk tahun kemarin, dalam waktu sebulan penghasilan kotornya bisa mencapai Rp50 juta. Harga bendera yang saya jual mulai dari Rp20 ribu hingga Rp100 ribu,” jelasnya.
Namun tahun ini, Atep mengaku penjualannya tidak sebaik sebelumnya. Ia menduga hal ini disebabkan oleh meningkatnya masyarakat membeli bendera secara online.
“Penjualan sekarang sepi dibanding tahun kemarin, tapi Alhamdulillah masih ada aja yang beli. Umumnya pembeli dari warga yang melintas, pengurus RT RW, Karang Taruna, perusahaan, dan pemilik toko,” tambah Atep.
Meski mengalami penurunan omzet, dirinya tetap semangat menjalani usaha musiman ini. Ia berencana kembali ke Garut setelah Agustus dan menyimpan sisa stok bendera untuk dijual kembali tahun depan.
“Jika sudah melewati bulan Agustus saya kembali menjadi montir mobil di Garut, dan bendera yang belum terjual saya simpan untuk dijual kembali di tahun depan,” pungkas Atep. (*)