Bogor24Update – Festival Kopi Legendaris Bogor rangkaian kegiatan Festival Merah Putih (FMP) akan digelar pada 23-24 Agustus 2025 di Lapangan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah.
Acara yang akan dimulai dari pukul 08.00–21.00 WIB lebih dari sekadar festival, ajang ini adalah perjalanan waktu menuju era di mana menyeruput kopi sambil bercakap santai menjadi ritual keseharian.
Penataan venue dengan nuansa klasik, aroma biji kopi yang menggoda, musik yang membangkitkan kenangan, hingga visual layar tancap akan menghadirkan kembali memori masa lalu yang hangat.
Dalam festival ini pengunjung akan menemukan deretan kopi legendaris dari Bogor, seperti Kopi Bah Sipit Cap Kacamata, Kopi Agus Cap Teko, Kopi Piala, Kopi Liong Obor, Kopi Keong Mas, Kopi Oplet, dan banyak lainnya.
Selain mencicipi kopi, pengunjung dapat menikmati bazar kopi harga khusus, workshop seduh kopi, kelas branding UMKM, diskusi bisnis kopi, lomba barista, hingga hiburan musik dan seni yang memadukan edukasi dengan hiburan.
Ketua Umum FMP 2025, Benyamin Mbo’oh, menegaskan bahwa festival ini lahir dari keyakinan akan potensi besar kopi lokal.
“Banyak kopi UMKM Bogor rasanya luar biasa, tapi belum mendapat sorotan yang layak. Dengan branding dan promosi tepat, kopi kita bisa menembus pasar nasional bahkan internasional. Festival ini bukan hanya ajang minum kopi, tapi pintu peluang ekonomi yang lebih besar,” ujar Benyamin.
Menurutnya, semangat merah putih bukan hanya soal perayaan kemerdekaan, namun juga mengangkat ekonomi rakyat.
“Merah putih itu di dada, tapi ekonomi rakyat ada di tangan. Lewat festival ini, kami ingin UMKM kopi Indonesia punya daya saing global dan mampu membuka lapangan kerja baru,” tambahnya.
Bagi yang rindu suasana layar tancap, ingin duduk santai sambil menyeruput kopi panas dan kudapan tradisional, inilah waktunya. Datanglah bersama keluarga, teman, atau pasangan, nikmati nostalgia, dan dukung UMKM kopi kita.
“Jangan hanya dengar ceritanya. Datang, nikmati, belajar, dan dukung UMKM kopi kita. Setiap tegukan kopi bukan hanya menghangatkan hati, tapi juga menguatkan ekonomi rakyat,” tutur Benyamin.
Sementara itu, Koordinator acara, Nancy Wahyuni, menekankan bahwa festival ini adalah laboratorium pasar bagi pelaku UMKM.
“Rasa enak itu wajib, tapi identitas merek yang kuat membuat produk bertahan lama. Branding memberi cerita, harga pantas, dan pasar setia. Lewat festival ini, UMKM bisa menguji kemasan, harga, strategi promosi, dan langsung mendapat masukan dari pembeli,” jelas Nancy.
Festival ini diharapkan menjadi langkah nyata agar kopi lokal legendaris tak hanya bertahan di pasar domestik, tetapi juga meraih pengakuan di kancah internasional. (*)