Bogor24Update – Hasil uji laboratorium sampel Makan Bergizi Gratis (MBG) terhadap SMPN 1 Jonggol dan SDN Pasir Angin 02 Megamendung telah keluar. Tercatat, 12 siswa dari kedua sekolah tersebut terbukti keracunan MBG.
Seperti diketahui, pada Selasa, 23 September 2025, tujuh siswa di SMPN 1 Jonggol dikabarkan mengalami mual, muntah, dan diare usai menyantap MBG hingga langsung dilarikan ke rumah sakit.
Kemudian, hal serupa terjadi lagi, tepatnya menimpa lima siswa SDN Pasir Angin 2 Megamendung yang dikabarkan juga mengalami mual, muntah, pusing, badan lemas, dan nyeri ulu hati usai menyantap MBG, pada Rabu, 1 Oktober 2025.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Fusia Meidiawaty mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan uji laboratorium terhadap sampel makanan yang disantap oleh para siswa di SMPN 1 Jonggol.
“Kasus pertama di SMPN 1 Jonggol itu dari hasil uji laboratorium UPT Laboratorium Kesehatan Kelas A Kabupaten Bogor pada Kamis, 2 Oktober 2025 didapatkan hasil bahwa sampel makanan yang diperiksa positif Salmonella sp pada telur ceplok dan e-colli serta coliform,” ujar Fusia dalam keterangannya, Sabtu, 18 Oktober 2025.
Pihaknya juga telah mendapatkan hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan yang disantap para siswa di SDN Pasir Angin 2 Megamendung.
“Kejadian kedua di SDN Pasir Angin 2 Megamendung itu dari hasil pemeriksaan UPT Laboratorium Kesehatan Kelas A Kabupaten Bogor pada Rabu, 8 Oktober 2025 ditemukan e-colli dan salmonella pada tahu teriyaki, mix salad positif salmonella dan makaroni positif e-colli dan salmonella,” jelasnya.
Imbas kejadian tersebut, Fusia menghimbau kepada masyarakat untuk memeriksa kondisi makanan sebelum mengkonsumsinya, seperti memastikan makanan dalam keadaan segar, tidak busuk, tidak berbau tidak sedap, hingga mencuci tangan sebelum makan.
“Seluruh Kepala Puskesmas di Kabupaten Bogor harus meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian keracunan makanan MBG,” tuturnya.
“Koordinasi dengan lintas sektor juga perlu ditingkatkan karena apabila ada laporan dari sekolah dengan tanda-tanda keracunan di wilayah kerja Puskesmas, maka penanganan dapat segera dilakukan,” pungkasnya. (*)