Bogor24Update – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan mengembangkan pembangunan Museum Pajajaran sebagai pusat edukasi sejarah dan kebudayaan Jawa Barat. Museum ini dirancang sebagai sarana pembelajaran dan edutainment untuk generasi muda.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menjelaskan gagasan penguatan Museum Pajajaran mendapat dukungan langsung dari Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, saat berkunjung ke kawasan Bumi Ageng Batutulis beberapa waktu lalu.
Menurutnya, Menteri Kebudayaan menegaskan tidak ada keraguan bahwa Kota Bogor merupakan salah satu lokasi penting berdirinya Kerajaan Pajajaran. Oleh sebab itu, Kota Bogor dinilai layak menetapkan diri sebagai pemilik hak kekayaan intelektual atau Intellectual Property Right (IPR) Museum Pajajaran.
“Fakta sejarah menunjukkan bahwa Sri Baduga Maharaja dinobatkan di sini, dan Batutulis menjadi artefak utamanya. Maka IPR Museum Pajajaran itu adalah Kota Bogor,” kata Dedie Rachim usai membuka diskusi kelompok terpumpun perumusan narasi Museum Pajajaran Kota Bogo, Rabu, 17 Desember 2025.
Pengembangan Museum Pajajaran ke depan, kata Dedie Rachim, akan melibatkan kolaborasi lintas pihak, mulai dari Kementerian Kebudayaan, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat, hingga para sejarawan, budayawan, seniman, dan akademisi.
“Tujuannya agar museum ini menjadi tempat pembelajaran, edukasi, dan edutainment bagi anak-anak serta generasi muda. Supaya kita paham bahwa dari sinilah ada kontribusi besar dalam perkembangan bangsa Indonesia, termasuk peran penting masyarakat Sunda melalui Kerajaan Pakuan Pajajaran,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Firdaus, menuturkan saat ini tengah dilakukan Forum Group Discussion (FGD) oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat untuk merumuskan arah pengembangan museum selanjutnya.
“Pembangunan tahap pertama sudah selesai dengan berdirinya Gedung Museum Bumi Ageng ini. Sekarang kita merumuskan langkah strategis berikutnya, terutama terkait narasi atau storyline museum, agar terus berkembang, termasuk pengisian koleksi,” kata Firdaus.
Firdaus menekankan bahwa penyusunan narasi tidak bisa dilakukan secara sepihak, melainkan harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan agar Museum Pajajaran memiliki alur cerita sejarah yang kuat dan komprehensif.
Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat, Retno Raswaty, menyebutkan bahwa Museum Pajajaran menjadi titik awal penting dalam menceritakan peran strategis Kota Bogor dalam sejarah peradaban Indonesia.
“Di sinilah terdapat koleksi utama berupa Prasasti Batutulis yang secara jelas menyebutkan adanya ibu kota Pakuan Pajajaran. Ini merupakan bukti awal berdirinya Kota Bogor,” Kata Retno. (*)





















