Bogor24Update – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus mengintensifkan Gerakan Nasional Aksi Bergizi di kalangan pelajar.
Kegiatan yang berlangsung di SMK Negeri 3 Bogor ini digagas sebagai bagian dari upaya menurunkan angka stunting dan anemia.
Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menyampaikan aksi ini merupakan bentuk kolaborasi lintas sektor, termasuk Dinas Pendidikan (Disdik), Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dalduk KB), Kantor Cabang Dinas (KCD) II Jawa Barat.
“Intervensi ini sangat bermanfaat, pertama kita kaitkan dengan pola hidup sehat dan makan bergizi. Target utama kita adalah remaja, karena saat ini sekitar 19 persen remaja putri di Kota Bogor mengalami anemia. Gerakan minum tablet tambah darah ini sangat strategis, meskipun dampaknya tidak langsung terasa hari ini, tapi next kedepannya,” kata Jenal, Selasa, 14 Oktober 2025.
Jenal menekankan pentingnya mempersiapkan remaja putri sebagai calon ibu agar memiliki kondisi kesehatan yang optimal, baik fisik maupun mental, demi menciptakan generasi yang sehat dan bebas dari stunting di masa depan.
“Saya apresiasi semua pihak yang terlibat, termasuk Kimia Farma sebagai mitra. Semoga ikhtiar ini terus-menerus pelan-pelan kita jajaki semua sekolah dan hasilnya insyaallah dikemudian hari zero new stunting di Kota Bogor bisa benar-benar terwujud,” ungkapnya.
Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, menjelaskan bahwa Gerakan Nasional Aksi Bergizi merupakan bagian dari kampanye Germas atau kepanjangan dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
“Di Germas memiliki enam indikator utama, antara lain aktivitas fisik, konsumsi gizi seimbang, cek kesehatan berkala, pemberian ASI eksklusif, pengendalian penyakit akibat asap rokok, dan sanitasi,” tuturnya.
“Aksi bergizi ini fokus pada kampanye makan bergizi seimbang, sekaligus menjadi bagian dari persiapan generasi emas 2045,” sambung Retno.
Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bagian dari gerakan nasional pencegahan dan penurunan stunting. Ada empat kegiatan utama dalam aksi ini yakni pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri, edukasi gizi seimbang, pembiasaan aktivitas fisik, dan kampanye pola hidup sehat.
“Remaja putri harus terhindar dari anemia sejak dini. Karena mereka nanti akan menjadi calon ibu. Jadi, pemberian tablet tambah darah ini bukan hanya bagian dari Germas, tapi juga upaya menurunkan angka stunting,” jelasnya.
Retno lanjut menuturkan gerakan minum tablet tambah darah telah dilakukan di seluruh sekolah di Kota Bogor dan kini semakin dikuatkan melalui kegiatan tingkat kota.
“Kalau dulu tablet tambah darah dibagikan sebulan sekali, banyak yang tidak diminum. Sekarang dilakukan minum bersama tiap minggu setelah olahraga, agar lebih efektif dan terpantau. Program ini menyasar remaja putri usia 12–18 tahun di tingkat SMP dan SMA,” tutupnya. (*)