Bogor24Update – Pj Bupati Bogor, Asmawa Tosepu mengklaim aktivitas jual beli di Rest Area Gunung Mas Puncak sudah mulai terlihat pasca penertiban PKL belum lama ini.
Bahkan, Asmawa menyebut Rest Area Gunung Mas Puncak sudah mulai banyak dikunjungi masyarakat saat berwisata di kawasan tersebut pada Minggu 30 Juni 2024.
“Saya lihat tadi pagi sudah ada aktivitas di jam 6 pagi. artinya jual beli sudah mulai hidup,” ungkap Asmawa.
Menurutnya, walaupun ada beberapa kios yang masih belum terisi oleh para PKL, namun patokan Pemkab Bogor yang terpenting sudah terlihat ada beberapa yang beraktivitas di rest area tersebut.
“Walaupun masih ada beberapa kios yang belum terisi, tapi bagi kami pemkab bogor, bukan 620 harus terisi penuh tidak, tapi paling tidak yang sudah mengisi kesana sudah ada aktivitas ekonomi,” jelasnya.
Karena, kata dia, jika para pedagang yang menolak dengan relokasi pemindahan ke rest area yang disediakan Pemkab Bogor, nantinya akan di gantikan oleh para pedagang lain.
Selain itu, untuk menarik kembali para wisatawan untuk datang menghampiri rest area, pemerintah berencana akan mengadakan konser untuk menarik perhatian wisatawan yang berlibur ke Puncak Bogor.
“Hari ini juga dinas pariwisata dan kebudayaan atas permintaan masyarakat lokal, jadi kita punya peralatan kontainer band, insya Allah kita tempatkan selama 1 bulan untuk konser, untuk menarik bagaimana pengunjung itu datang,” paparnya.
Tak hanya itu, sarana prasarana lain pun yang ada di rest area puncak Bogor sudah diperbaiki agar para wisatawan ketika menghampiri rest area merasa nyaman.
“Sekarang sementara perbaikan dan pembangunan toilet rest area kemudian untuk PJU (penerangan jalan umum) untuk di dalam rest area sekarang sudah cukup banyak yang terpasang termasuk dijalan sepanjang jalur puncak di 20 titik sudah diperbaiki semalam sudah nyala,” jelasnya.
Sehingga, kata dia, setelah penertiban pedagang kaki lima di sepanjang jalan Taman Safari hingga Puncak Bogor, para wisatawan merasa aman karena jalan sudah terdapat penerangan.
“Jadi ini kan kita ingin menghindari atau paling tidak bahwa ada kesan mencekam tadinya atau tidak aktivitas kalau sudah berjalan ke depan,” pungkasnya.(*)