Bogor24Update – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menegaskan bahwa seluruh aspirasi yang disampaikan anak-anak dalam Forum Anak Kota Bogor (Fanator) merupakan masukan penting yang patut ditindaklanjuti secara bertahap dan konkret.
Penegasan itu disampaikannya dalam kegiatan audiensi Suara Anak Daerah (SAD) Kota Bogor Tahun 2025 yang berlangsung di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, Kamis, 10 Juli 2025.
Terdapat lima usulan utama yang menjadi poin penting harapan anggota Fanator. Kelimanya meliputi reaktivasi forum anak di tingkat kecamatan dan kelurahan, infrastruktur ramah anak, penguatan kawasan tanpa rokok (KTR), akses pendidikan yang merata, serta perlindungan dari kekerasan dan eksploitasi anak.
“Apa yang disampaikan anak-anak dari Forum Anak Kota Bogor ini luar biasa. Mulai dari pembangunan sekolah, keamanan dan kebersihan lingkungan, sampai harapan mereka agar saat naik angkutan umum tidak ada yang merokok. Itu ide yang brilian menurut saya,” ujar Dedie Rachim dikutip Jumat, 11 Juli 2025.
Dedie Rachim menilai, perhatian anak-anak terhadap lingkungan, khususnya keinginan agar angkot bebas asap rokok, merupakan bentuk menyuarakan hak yang sejalan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Bogor tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
“Mereka ingin ada ketenangan, ingin hak mereka diperhatikan, salah satunya tidak menghirup asap rokok. Ini sejalan dengan Perda KTR yang sudah kita miliki, jadi semua usulan itu insyaallah kita akomodir secara bertahap dan tentu menyesuaikan dengan anggaran yang ada,” katanya.
Terkait usulan penambahan sekolah, Dedie Rachim menjelaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah memperhitungkan kebutuhan lahan dan rasio sebaran sekolah, termasuk kemungkinan subsidi untuk anak dari keluarga tidak mampu.
“Kita memproyeksikan untuk bisa membiayai sekitar 2.000 anak dari keluarga kurang mampu agar bisa sekolah, terutama di tingkat SMP,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor, Rakhmawati, menyebutkan bahwa pihaknya akan segera mengonsolidasikan pembentukan forum anak hingga tingkat kelurahan.
Ia juga menekankan pentingnya pencegahan kekerasan terhadap anak dan mengajak seluruh pihak untuk turut aktif melindungi anak-anak dari potensi eksploitasi dan pelanggaran hak.
“Masalah kekerasan anak akan kita mulai dari pencegahan, jadi tidak hanya saat sudah terjadi. Ini menjadi fokus penting kita mengenai perlindungan anak,” ujar Rakhmawati.
Ketua Forum Anak Kota Bogor, Radipta Azkia, menyampaikan bahwa kelima usulan yang mereka bawa merupakan hasil survei dan wawancara terhadap 300 hingga 500 siswa di Kota Bogor.
Menurutnya, forum ini menjadi ruang yang sangat berarti agar suara anak bisa didengar. Ia berharap, lima isu utama tersebut dapat menjadi perhatian bersama dan ditindaklanjuti secara nyata oleh pemerintah.
“Kita ingin ada ruang bermain anak yang sudah terstandarisasi. Untuk KTR, kami ingin kolaborasi dengan dinas terkait agar peraturan ini benar-benar ditegakkan. Lalu di bidang pendidikan, kami juga melihat banyak kecurangan di SPMB dan keterbatasan jumlah sekolah yang jadi penyebab anak putus sekolah,” ungkap Radipta. (*)