Bogor24update – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor bakal mengeluarkan trayek sementara bagi angkutan perkotaan (angkot) dan BisKita Transpakuan yang melayani rute lintasan Jalan Otto Iskandardinata (Otista).
Contingency plan atau rencana kontijensi trayek sementara itu akan berlaku selama pembangunan jembatan Otista yang sesuai rencana mulai dilaksanakan April mendatang.
Kepala Dishub Kota Bogor, Eko Prabowo mengatakan, instansinya tengah melakukan pembahasan contingency plan trayek sementara bagi angkot dan BisKita Transpakuan tersebut.
“Terkait trayek, Dishub melalui bidang angkutan sedang menggodok untuk dikeluarkan contingency plan trayek sementara selama pengerjaan (jembatan Otista),” kata Eko, Minggu, 5 Maret 2023.
Dari catatan Dishub Kota Bogor, ada 5 trayek angkot utama dan 8 trayek angkot bersinggungan dengan Jalan Otista. Sedangkan untuk BisKita Transpakuan setidaknya ada dua koridor, yakni 1 dan 2.
Danjen sapaan akrabnya melanjutkan, sejauh ini tim rerouting bersama Organda masih melakukan pengkajian dan penilaian terhadap rencana kontingensi trayek sementara tersebut.
“Tim rerouting sekarang sedang berjalan, organda dan kami lagi mengkaji dan menilai. Kalau memang suka, ya akan dialihkan tetap, tapi saya mengeluarkan SK trayek sementara,” katanya.
Danjen mengakui pembahasan terus dimatangkan untuk trayek angkot dan BisKita Transpakuan. Nantinya, apakah rute layanan transportasi umum itu melalui Jalan Siliwangi – Suryakancana atau Jalan Pajajaran – Jalak Harupat.
“Apakah nanti mereka akan menebas Siliwangi Surken dari arah Ciawi, atau tetap melewati PMI turun ke Jalak Harupat. Tapi Jalak Harupat tidak bisa ke Kapten Muslihat, salah satunya harus lewat Surken baru lewat Kapten Muslihat,” terangnya.
Selain pada Jalan Otista, Danjen mengungkapkan Dishub masih memikirkan prioritas transportasi, seperti BisKita Transpakuan juga angkot yang melintas di Jalan Ahmad Yani.
Hal itu lantaran ada keinginan simpang Warung Jambu menjadi satu arah semua dari Jalan Sudirman.
“Ini yang masih kami pikirkan. Karena ada pergerakan masyarakat agak terganggu, makanya rute Ahmad Yani menjadi dua khusus untuk prioritas transportasi,” katanya.
“Tapi kalau untuk masukkan ke Pasar Anyar, karena kemarin rencana awal Sudirman disatuarahkan dari arah Warung Jambu, tidak bisa. Nah, kami masih akan memikirkan itu juga,” tambahnya.
Dishub Kota Bogor, kata Danjen, sebelumnya telah mengeluarkan rekomendasi teknis berkenaan dengan Andalalin sesuai Permenhub 17/2021. Rekomendasi itu salah satunya adalah penggunaan jembatan bailey saat pembangunan jembatan Otista.
“Salah satu rekomendasi Dishub menggunakan jembatan bailey, tapi oleh teman-teman PUPR ditolak. Karena itu butuh pekarangan luas, supaya tidak terhambat, terganggu, bahaya dan sebagainya,” tukasnya. (Haris)