Bogor24Update – Pernahkah Anda merasakan nyeri perut atau pinggang yang datang tiba-tiba, sangat hebat, dan menjalar hingga ke selangkangan? Mungkin disertai dengan mual, muntah, atau bahkan urine berdarah? Jika ya, Anda mungkin mengalami batu saluran kemih.
Dokter spesialis Urologi Eka Hospital Cibubur dr. Diki Arma Duha, Sp.U menjelaskan, batu saluran kemih adalah endapan keras yang terbentuk dari mineral dan garam di dalam ginjal atau saluran kemih (ureter, kandung kemih dan uretra). Ukuran batu ini bisa bervariasi, mulai dari sekecil butiran pasir hingga sebesar bola golf.
“Batu yang kecil mungkin dapat keluar dari tubuh tanpa menimbulkan masalah, tetapi batu yang lebih besar dapat menyumbat saluran kemih dan menyebabkan nyeri hebat serta komplikasi lainnya,” ungkap dr. Diki saat bertemu dengan awak media di Hideout Cafe, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Tanah Sareal, Selasa, 22 April 2025.
Ia lanjut menjelaskan, penyebab batu saluran kemih, terbentuk ketika konsentrasi zat-zat tertentu dalam urine terlalu tinggi. Zat-zat ini kemudian mengkristal dan membentuk batu.
“Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu saluran kemih, yaitu kurang minum air, riwayat keluarga, diet, kondisi medis tertentu, obesitas dan obat-obatan tertentu,” paparnya.
Adapun gejala batu saluran kemih yang umum yaitu nyeri kolik, urine berdarah (hematuria), sering buang air kecil atau lebih sering dari biasanya, nyeri saat buang air kecil, urine keruh atau berbau tidak sedap, mual dan muntah.
Kemudian, urine keluar sedikit-sedikit atau tersendat-sendat, dan penderita bisa mengalami demam dan menggigil, jika terjadi infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh batu yang menyumbat.
“Itu adalah kondisi serius yang memerlukan penanganan segera. Pengobatan batu saluran kemih atau penanganan akan tergantung pada ukuran, lokasi, dan gejala yang ditimbulkan. Kalau masih kecil batunya bisa dengan meminum banyak cairan, tetapi kalau sudah besar perlu tindakan medis,” katanya.
dr. Diki pun memberikan beberapa pilihan tindakan medis, di antaranya Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) prosedur non-invasif yang menggunakan gelombang kejut dari luar tubuh untuk memecah batu menjadi fragmen yang lebih kecil sehingga lebih mudah keluar melalui urine.
Kedua, Ureteroskopi (URS) prosedur minimal invasif di mana dokter memasukkan selang kecil berkamera (ureteroskop) melalui uretra dan kandung kemih ke dalam ureter untuk melihat dan mengangkat atau memecah batu menggunakan laser atau alat khusus lainnya.
“Ketiga Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) prosedur invasif yang dilakukan untuk batu ginjal yang besar. Dokter membuat sayatan kecil di punggung untuk memasukkan alat langsung ke dalam ginjal untuk mengangkat atau memecah batu. Keempat Operasi terbuka dan jarang dilakukan saat ini, biasanya hanya untuk batu yang sangat besar atau rumit,” urainya.
dr. Diki mengatakan, meskipun tidak semua kasus batu saluran kemih dapat dicegah, ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko pembentukannya. Diantaranya, minum banyak air atau usahakan minum minimal 2-2,5 liter air per hari agar urine tetap encer, perhatikan diet kurangi asupan garam, protein hewani dan makanan tinggi oksalat jika memiliki riwayat batu jenis tertentu.
Kemudian, batasi minuman manis karena minuman manis dapat meningkatkan risiko pembentukan batu, dan konsumsi kalsium sesuai anjuran serta hindari suplemen vitamin C dosis tinggi.
“Meski begitu jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika memiliki kekhawatiran tentang kesehatan saluran kemih. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, masyarakat dapat terbebas dari nyeri akibat batu saluran kemih dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Kepada masyarakat boleh berkonsultasi dengan saya di poli spesialis urologi Eka Hospital Cibubur,” katanya. (*)