“kita lihat bahwa seandainya selama ini tercatat sekitar 60.000 sampai 70.000 pengguna kereta api anggap saja 30 persen dari sini, artinya kurang lebih 34.000 orang itu menunggu angkutan untuk pulang. Ini akan mengurai kepadatan,” katanya.
“Kemudian anggap saja 1.000 orang berapa lama antrean itu akan terjadi akibat menunggu masyarakat untuk menyebrang,” sambungnya.
Dia meyakini adanya skybridge itu untuk memudahkan masyarakat ketika hendak berpergian menggunakan kereta api di Stasiun Bojonggede.
“Sehingga nanti masyarakat terbiasa turun dari angkutan kotanya menggunakan skybridge, jalan kaki atau eskalator. sekaligus kita menyehatkan masyarakat,” tandasnya.