Bogor24Update – Pengamat Transportasi dan Tata Kota, Yayat Supriatna angkat suara mengenai batalnya rencana pengoperasian bus rute Cibinong-Puncak oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada Februari mendatang.
Yayat menilai apa yang direncanakan tersebut sangat terburu-buru. Sebab, banyak kajian yang perlu dilakukan Kemenhub ketika akan mengoperasikan angkutan umum. Apalagi berhubungan dengan kawasan wisata Puncak.
Terlebih, kata dia, direncanakan akan ada 20 bus yang beroperasi dari Cibinong hingga Puncak tersebut.
“Kalau bulan Februari itu mau dilaksanakan launching, yang pertama adalah armadanya dari siapa, bisa ga armada itu mengerjakan 20 bus dalam satu bulan, gak mungkin,” kata Yayat, Selasa 21 Januari 2024.
Selain kebutuhan armada, Yayat menyebut bahwa operator dan lokasi titik pemberhentian juga perlu dilaksanakan dengan matang.
“Kedua itu ketua operatornya siapa, haltenya bagaimana, bus stopnya dan lelangnya bagaimana. Maka ini harus jelas dulu dari pusatnya,” tuturnya.
Yayat mengaku pesimis sejak awal rencana itu digulirkan Kemenhub pada akhir Desember 2025.
Namun karena rasa penasarannya, ia mengaku menanyakan kepastian hal itu kepada Pemkab Bogor dalam hal ini Dinas Perhubungan (Dishub).
“Jadi ditunda itu ga ada anggaran. Saya (sudah) konfirmasi sama Dishubnya bahwa untuk anggaran Kabupaten Bogor tuh untuk BTS (buy the service) tidak ada, karena ada pemotongan anggaran dari pusat untuk program BTS,” terangnya.
Menurut Yayat, dengan rentang waktu Desember menuju Februari itu adalah waktu yang relatif sebentar. Sehingga apa yang direncanakan sangat kecil kemungkinannya terealisasikan.
Oleh karena itu, Yayat menyarankan kepada jajaran pemerintah baik Kemenhub maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor untuk tidak sembrono, agar bisa lebih baik lagi dari segi sosialisasi yang dilakukan dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) mengenai pengadaan hingga titik-titik yang akan dilintasi bus tersebut.
Apalagi, kata dia, rencana ini sudah kadung menjadi perhatian masyarakat.
“(tahunya) gak jadi (batal beroperasi) karena dipotong anggaran. Jadi ini kita kena prank. Harusnya kita lebih cermat lagi nih, jangan mudah kena jani-janji surga lagi,” cetusnya. (*)