Bogor24Update – Curah hujan yang tinggi menimbulkan kejadian bencana di beberapa titik wilayah Kota Bogor, pada Minggu, 24 Maret 2024.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim menyebut dari data sementara ada 18 titik kejadian bencana yang terjadi di wilayahnya.
“Ada 18 titik bencana di Kota Bogor, ada banjir lintasan, ada tanah longsor, kemudian juga ada TPT (tembok penahan tanah) yang roboh, dan pohon tumbang,” kata Dedie.
Ia mengatakan, pada Minggu sore hingga malam terjadi curah hujan dengan intensitas kurang lebih di atas 120 milimeter.
“Jadi ini sebagai fenomena alam, global warming, di mana sebelumnya kita situasi panas, hari ini hujan deras dan angin juga,” imbuhnya.
Ia mengatakan, dari sejumlah kejadian bencana salah satu ada yang menelan korban jiwa, yakni tanah longsor menimpa rumah di Kampung Lebak Kantin RT02 RW07, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah.
Satu korban jiwa atas nama Titin berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan sekira pukul 23.40 WIB. Sedangkan satu korban lain yang belum diketahui identitasnya masih dalam proses pencarian hingga pukul 00.30 WIB.
“Satu di antaranya sudah kita temukan dalam keadaan meninggal dunia, dan kita masih berusaha memastikan satu orang lagi, mudah-mudahan masih bisa diketemukan dalam kondisi selamat,” katanya.
Atas kejadian itu, Pemerintah Kota Bogor akan mengambil langkah pemetaan dan evaluasi pada area bencana apakah masih bisa ditempati warga atau ditetapkan sebagai zona hitam.
“Kalau melihat titik lokasi ini berada persis di belakang rumah sakit Salak, di mana kontur dan kemiringan tebing cukup curam dan juga berisiko jika tidak dilakukan treatment lain,” kata Dedie.
“Jadi kita lihat dulu situasinya seperti apa, sekarang sudah gelap yah, belum bisa menilai. Mungkin besok kita bisa lakukan penilaian untuk memastikan warga aman atau dipindahkan,” katanya.
Sejauh ini, kata Dedie, sudah ada 6 kepala keluarga di 4 rumah yang diminta untuk sementara mengungsi ke gedung serbaguna untuk pencegahan apabila nanti terjadi risiko yang lebih tinggi.
Terkait antisipasi cuaca ekstrim, Dedie mengatakan, saluran air yang tersumbat memang masih menjadi permasalahan ketika hujan deras. Hal itu diketahui olehnya dalam rapat terbatas yang digelar bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
“Memang kalau situasi hujan deras dengan intensitas cukup tinggi itu rata-rata permasalahannya saluran air yang tersumbat. Ke depan memang kita harus lakukan sebuah program yang masif untuk pembersihan saluran air, kemudian drainase, termasuk kali dan sungai,” ungkapnya.
Disamping itu, kata Dedie, hal yang menjadi paling penting jangan ada lagi masyarakat yang buang sampah sembarang ke drainase, kali ataupun sungai agar tidak terjadi hambatan.
“Jadi kalau air lancar langsung ke sungai yang besar kan tidak terjadi hambatan, tetapi karena salurannya tertutup sampah, kemudian terjadilah tekanan terhadap tanah yang mengakibatkan longsor,” ujarnya.
Untuk itu, Dedie menekankan tidak boleh ditawar lagi harus membersihkan sungai, kali dan drainase semuanya. Pun masyarakat harus disiplin dan menjaganya.
“Jadi tidak boleh ada masyarakat yang buang sampah ke sungai, ini sebagai pemicu terjadinya beberapa bencana akibat aliran air yang tersumbat,” kata Dedie. (*)