Bogor24Update – Indeks Kebahagian Keluarga di Kota Bogor terus mengalami peningkatan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bogor, Anas S. Rasmana saat kegiatan sesi wawancara lomba keluarga berkualitas (KB) 2025 tingkat Provinsi Jawa Barat.
Kegiatan itu dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) di Intifarm, Kota Bogor, Rabu, 21 Mei 2025.
Anas mengatakan kenaikan indeks kebahagian keluarga ini menunjukkan keluarga di Kota Bogor terus berkembang menuju keluarga yang berkualitas.
“Skornya berdasarkan Siperindu itu 63 pesen, naik dari sebelumnya 53 persen. Jadi tingkat kebahagiaan keluarga di Kota Bogor itu tinggi karena terus mengalami tren kenaikan,” ujarnya.
Capaian itu lebih tinggi satu persen dari Jawa Barat yang memiliki nilai 62 persen untuk indeks kebahagiaan keluarga. Saat ini, lanjut Anas, keluarga berkualitas yang ada di 68 kelurahan sudah berada di angka 70 persen.
Ia mengatakan ada berbagai indikator yang harus dipenuhi untuk menuju indeks kebahagiaan keluarga dengan tercapainya keluarga yang berkualitas.
Di antaranya adalah tercapainya interaksi keluarga dan sosial dalam satu keluarga yang juga termasuk ke dalam dimensi kebahagiaan.
Salah satu yang diukur adalah kondisi keluarga yang di dalamnya terdapat unsur kasih sayang, menerima kondisi keluarga dan lingkungannya serta mampu mengaktualisasikan diri, setiap anggota keluarga memiliki waktu untuk berinteraksi setiap hari, pengasuhan anak dilakukan bersama antara suami dan istri, pernah berekreasi bersama di luar rumah, dan sebagainya.
“Jadi dalam keluarga tersebut itu terjalin adanya quality time,” urai Anas.
Anas mengakui bahwa pada kondisi generasi milenial yang berkeluarga, ada fungsi indikator yang sulit tercapai. Meski demikian hal tersebut terus ditanggulangi melalui antisipasi program pencegahan.
“Seperti anak di bawah 19 tahun yang memiliki anak dalam pernikahan maupun di luar pernikahan sudah jauh berkurang dengan persentase 9,3 persen dari jumlah jiwa dari sebelumnya 15,6 persen. Jadi indeks anak melahirkan anak di usia di bawah 19 tahun itu indeksnya terus turun,” katanya.
Pernikahan dini di Kota Bogor juga disebut terus menurun dan peningkatan penggunaan KB jangka panjang mengalami peningkatan. Dengan begitu seseorang bisa memiliki anak dalam usia yang matang dan juga jaraknya tidak terlalu berdekatan.
Program ini, dikatakan Anas, juga sejalan dengan Visi “Bogor Beres, Bogor Maju” pada misi Bogor Sejahtera.
“Karena keluarga berkualitas menyadarkan semua pihak serta wilayah bahwa penting keluarga menjadi satu basic ketahanan nasional yang dimulai dari daerah dari lingkup terkecil tingkat RT atau RW. Karena ayah berfungsi berfungsi mewakili kewibawaan ketegasan keberanian dan ibu mengembangkan solidaritas, kasih sayang, dan kesetiakawanan,” bebernya.
Dari capaian indeks kebahagiaan keluarga di Kota Bogor, kata Anas, nantinya juga diharapkan dapat terbentuk ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga. (*)