Bogor24Update – Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) tengah berpikir keras membuat kondisi terminal Bubulak layak.
Seperti diketahui, kondisi lintasan bus di terminal Bubulak rusak parah. Bahkan lapisan aspal sudah menghilang dan berganti dengan kubangan. Rencananya, penanganan kerusakan lintasan bus tersebut akan dilakukan DPUPR.
“Soal (terminal) Bubulak sebenarnya tupoksi dari Dishub Kota Bogor. Cuman tadi pak wali mengarahkan untuk cek ke sana. Apa yang bisa diintervensi oleh PUPR,” ungkap Kepala DPUPR Kota Bogor, Rena Da Frina, Rabu, 17 Januari 2024.
Dari hasil pengecekan di lapangan, Rena berpikir awalnya perbaikan bisa dilakukan seperti pemeliharaan jalan raya. Namun hal itu tidak memungkinkan.
“Pertama, terminal ini luas sekali. Kedua, rusaknya itu sudah ke fondasi jalannya. Kalau pakai hotmix atau aspal, aspalnya itu nggak bisa 5 cm. Ya, paling 15 cm atau dicor,” terangnya.
Sebab, kata Rena, area terminal umumnya dilintasi oleh kendaraan dengan tonase berat. Namun penanganan dengan metode tersebut setelah dihitung dibutuhkan anggaran Rp10 miliar.
“Iya balik lagi ke penganggaran. Saya juga sudah konfirmasi ke Dishub. Dia (Dishub) bilang tahun ini tidak ada intervensi di sana (terminal Bubulak),” ungkap Rena.
Ia juga mengungkapkan, bahwa Dishub Kota Bogor sudah melakukan penanganan dengan menambal kasar lubang-lubang menggunakan bebatuan dan material lainnya.
“Tadi pas saya cek ke sana, Dishub masih nambal kasar. Pakai tambalan batu dan sisa-sisa yang bisa dikerjakan. Memang sudah ada aksi, tapi di sana (terminal) terlalu luas,” katanya.
Rena pun memberikan solusi untuk penanganan dilakukan dengan menggunakan sisa bongkaran aspal. Setelah itu diratakan menggunakan alat berat.
“Kalau kita nunggu anggaran, bertahun-tahun ini tidak diintervensi. Jadi, mungkin salah satu solusi yang bisa PUPR bantu, kami akan cari bongkaran aspal nanti dihancurkan lagi dan padatkan,” ujarnya.
Rena menegaskan, upaya yang dilakukan ini setidaknya bisa menghilangkan dahulu kubangan bak kolam ikan di terminal Bubulak. Dirinya pun meminta waktu untuk mengumpulkan sisa bongkaran aspal.
“Jadi, minimal ‘kolam lelenya’ nggak ada. Kasih saya waktu, sebulan dua bulan ini, jelang Maret lah untuk ngumpulin sisa bongkaran aspalnya dulu. Itu solusi sementara dari PUPR,” tutupnya.