Bogor24update – Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor menggulirkan inovasi dalam mengurangi sampah plastik di pasar dengan menyediakan dropbox yang bisa menyulap jadi cuan.
Manager K3 Perumda PPJ Kota Bogor Dedi Suharto mengatakan, fungsi dropbox ini hanya untuk penyimpanan sampah plastik botol air mineral kemasan.
Sampah plastik tersebut agar menjadi bernilai tidak asal buang lalu dapat uang, tetapi prosesnya masyarakat mengunduh dulu aplikasi Mountrash.
Sebagai gambaran, lanjut Dedi, botol air mineral kemasan 600 mililiter kurang lebih Rp40 – 50 untuk satu botol, dan untuk jenis lain nilainya bervariasi.
“Jadi setelah memiliki aplikasi itu masyarakat yang ingin membuang sampah, tinggal memilih menu dan jenis sampah plastik apa yang dibuang. Setelah itu baru masukan sampah ke dalam dropbox,” kata Dedie, Senin, 20 Februari 2023.
Ia menambahkan setiap memasukan satu botol, nilai rupiah akan langsung masuk ke dalam saldo aplikasi. “Jadi di sini kita lebih mengetahui secara ril, apa yang kita buang dan berapa nilai rupiah yang kita dapat.”
Sejauh ini, pihaknya baru memiliki satu unit dropbox yang sementara ditempatkan di Pasar Gunung Batu.
Namun kedepan bakal dipindah ke pasar-pasar yang memiliki potensi sampah lebih banyak agar hasilnya maksimal.
“Kemarin dipasang di Pasar Gunung Batu, tapi kami berencana akan dipindahkan ke Blok F Pasar Kebon Kembang,” katanya.
Selain itu, sambungnya, untuk menempatkan dropbox harus dipelajari juga sejauh mana penempatan di satu pasar dalam kurun waktu tertentu dan pendapatan sampahnya.
“Kemarin ditempatkan di Pasar Gunung Batu sudah 3 sampai 4 bulan, terus kita evaluasi, kemudian kita akan ambil data dari pasar yang lain,” ujarnya.
“Iya, sementara kita masih mempelajari tentang sirkulasi pembuahan sampahnya, terus penarikannya dan kami akan memproses satu dulu dan ditempatkan secara bergilir di pindah pindah dari pasar ke pasar,” imbuhnya.
Dedi menilai penempatan drop box di Blok F Pasar Kebon Kembang dimungkinkan akan menghasilkan sampah lebih banyak, karena di kawasan itu juga ada perkantoran.
“Ya, di Blok F ini kan selain pedagang dan pengunjungnya lebih banyak, juga ada kantor. Saat rapat ada bekas air minum berbeda dengan pasar tradisional yang hanya jualan sayuran,” katanya.
Program ini, terang Dedi, tujuannya untuk mengetahui berapa banyak sampah yang dihasilkan, sehingga nanti akan ketahuan berapa dropbox yang diperlukan.
“Kayak kemarin kami pasang di Pasar Gunung Batu, kondisinya belum banyak, mungkin karena di situ para pedagang bukan unsur yang menghasilkan sampah botol-botol plastik kemasan, mungkin mereka minumnya dengan media yang lain, sehingga sirkulasinya kurang banyak,” tambahnya.
Untuk mengoptimalkan fungsi dropbox tersebut, Dedi mengakui masih perlu disosialisasikan kepada masyarakat luas.
Pihaknya berharap melalui program ini bisa membantu masyarakat merubah kebiasaan dalam membuang sampah.
“Setidaknya jika membuang sampah botol plastik ke dalam dropbox ini ada nilai rupiah yang didapatkan,” ucapnya. (Haris)