Bogor24Update – Duka mendalam dirasakan kedua orang tua angkat Arya Saputra (16), pelajar SMK Bina Warga 1 yang tewas dibacok di simpang Pomad pada Jumat, 10 Maret 2023 pagi.
Ruja’i ayah angkat korban mengatakan, dirinya merasa sangat terpukul atas kepergian anak yang sudah dianggap menjadi anak kandungnya sendiri, untuk selamanya.
“Saya benar benar terpukul dan sangat kehilangan. Dia (Arya Saputra) sudah saya anggap sebagai anak kandung sendiri, karena sudah kami rawat dari bayi,” ungkap Ruja’i, Sabtu, 11 Maret 2023.
Dengan raut kesedihan mendalam, Ruja’i mengenang sosok anaknya yang selama hayatnya dinilainya taat dalam beribadah, penurut, rajin belajar dan banyak membatu orang tua.
“Dia rajin solat, kalau pulang sekolah almarhum tidak pernah kemana mana, selalu di rumah. Apa yang bisa dikerjakan, ia kerjakan untuk membantu ibunya,” kenangnya dengan mata yang tampak sembab.
Ia mengaku syok saat mendengar kabar buruk menimpa diri korban. Saat kejadiaan dirinya tengah bekerja dan disusuli oleh tetangganya.
“Pas saya lagi kerja itu, saya dicariin pak security, katanya ada tamu di depan dan disuruh pulang. Tetangga saya yang nyusulin saya, tidak berani menyampaikan kejadian itu, kata dia (yang menyusuli) nanti saja dijelasin di rumah,” ujarnya.
Ruja’i menuturkan, perasaannya sudah mulai berkecamuk saat berangkat pulang dari tempat kerja. Dugup jantungnya makin menjadi ketika melihat bendera kuning terpampang di depan rumahnya.
“Saya izin dulu sama pimpinan saya, saya lngsung pulang, diperjalanan perasaan saya sudah tidak enak. Dan pas sampai rumah saya liat udah ada bendera kuning. Saya tanya ada apa, jawab tetangga saya itu nanti saya jelasin di rumah sakit,” katanya.
Sesampainya Ia di Rumah Sakit, tampak istri dan keluarga lainnya sudah menunggu. Ruja’i langsung lemas dan histeris ketika mendapat kabar dari istrinya, bahwa anak yang dicintainya itu telah tiada untuk selamanya.
“Pas saya kesana, pas sampe rumah sakit itu, saya liat istri saya, anak saya, mantu saya, terus anak saya yang lain sama istri saya langsung meluk, bilang pak yang kuat ya, si dede udah gak ada. Disitu saya lemas dan histeris karena gak nyangka bisa kejadian seperti itu,” ungkapnya.
Ruja’i berharap pelaku pembacokan terhadap anaknya bisa segera tertangkap dan diganjar dengan hukuman yang seberat beratnya.
Karena menurutnya, tindakan pelaku terbilang brutal dan merupakan perbuatan tindak kriminal hingga menghilangkan nyawa orang.
“Saya hanya bisa berharap kepada aparat penegak hukum, pelakunya bisa cepat tertangkap dan dihukum seberat beratnya,” pungkas Ruja’i.
Arya Saputra tewas mengenaskan akibat sabetan senjata tajam jenis pedang oleh salah satu dari tiga remaja berboncengan sepeda motor, di sekitar simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Korban yang mengalami luka parah di rahang kiri, sempat dibawa ke Rumah Sakit FMC, Sukaraja Kabupaten Bogor, namun nyawanya tidak tertolong.
Almarhum Arya Saputra dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jembatan Pari, Cijujung sekitar 1 kilometer dari rumah duka.
Prosesi pemakaman pun dihadiri seluruh keluarga, kerabat, tetangga, teman dan para guru sekolah dimana dirinya menimba ilmu. (Aldi)