Sesampainya Ia di Rumah Sakit, tampak istri dan keluarga lainnya sudah menunggu. Ruja’i langsung lemas dan histeris ketika mendapat kabar dari istrinya, bahwa anak yang dicintainya itu telah tiada untuk selamanya.
“Pas saya kesana, pas sampe rumah sakit itu, saya liat istri saya, anak saya, mantu saya, terus anak saya yang lain sama istri saya langsung meluk, bilang pak yang kuat ya, si dede udah gak ada. Disitu saya lemas dan histeris karena gak nyangka bisa kejadian seperti itu,” ungkapnya.
Ruja’i berharap pelaku pembacokan terhadap anaknya bisa segera tertangkap dan diganjar dengan hukuman yang seberat beratnya.
Karena menurutnya, tindakan pelaku terbilang brutal dan merupakan perbuatan tindak kriminal hingga menghilangkan nyawa orang.
“Saya hanya bisa berharap kepada aparat penegak hukum, pelakunya bisa cepat tertangkap dan dihukum seberat beratnya,” pungkas Ruja’i.
Arya Saputra tewas mengenaskan akibat sabetan senjata tajam jenis pedang oleh salah satu dari tiga remaja berboncengan sepeda motor, di sekitar simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Korban yang mengalami luka parah di rahang kiri, sempat dibawa ke Rumah Sakit FMC, Sukaraja Kabupaten Bogor, namun nyawanya tidak tertolong.
Almarhum Arya Saputra dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jembatan Pari, Cijujung sekitar 1 kilometer dari rumah duka.
Prosesi pemakaman pun dihadiri seluruh keluarga, kerabat, tetangga, teman dan para guru sekolah dimana dirinya menimba ilmu. (Aldi)