Bogor24Update – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menggelar Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN) di tujuh sekolah di Kota Bogor.
Salah satunya di SDN Bantarjati 1 Kota Bogor. Pada Gertak PSN ini hadir Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah yang memberikan arahan secara langsung kepada para siswa.
Syarifah Sofiah mengatakan, hari ini dikumpulkan semua karena di Indonesia sedang mewabah kasus DBD termasuk di Kota Bogor.
Anak-anak ini perlu diberikan ilmu terkait nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus DBD. Nyamuk ini, sambungnya, memiliki ciri-cirinya berwarna hitam dengan bintik di badannya.
Sekda lanjut menerangkan, nyamuk Aedes Aegypti ini menggigit pada saat udara dingin dan lembab pada pagi dan sore hari.
Pada pagi nyamuk ini sudah aktif sekitar pukul 06.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB dan menggigit lagi pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB.
Gertak PSN ini, terang Syarifah, dilakukan supaya anak-anak tidak digigit nyamuk dan tidak terkena DBD, karena dari 1.435 kasus DBD, 606, di antaranya berada di usia 5 sampai 14 tahun.
“Jadi kalau di sekolah liat ada air menggenang segera dibuang dan kalau ada wadahnya dikasih penutup, karena nyamuk ini bertelur di air bersih,” katanya dikutip Selasa, 2 April 2024.
Sementara Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Bogor, Elva Adhyaksani menambahkan Pemkot Bogor membuat kebijakan untuk Gertak PSN di sekolah-sekolah yang hari ini serentak di tujuh lokasi, salah satunya di SDN Bantarjati 1.
Di Gertak PSN ini, pihaknya tidak hanya menerangkan terkait jenis nyamuk yang menyebabkan DBD, namun turut melantik dua siswa kelas 5 menjadi Duta Jumantik.
“Dua Duta Jumantik ini tetap dibantu siswa-siswi lain untuk memastikan semua lokasi yang memungkinkan adanya penampungan air dibersihkan agar tidak ada perkembangan biakan nyamuk Aedes aegypti,” jelasnya.
Camat Bogor Utara, Riki Robiansah mengatakan, di Kecamatan Bogor Utara jumlah kasus DBD tidak terlalu tinggi dan sampai saat ini tidak ada korban jiwa.
Namun, Riki mengaku di SDN Bantarjati 1 ini memang pernah ada dua siswa yang terkena kasus DBD yang sekarang sudah sembuh.
Sebelum Gertak PSN di sekolah-sekolah, pihaknya sudah melakukan Gertak PSN di setiap kelurahan hingga RT dan RW.
“Kami juga selalu menghimbau agar masyarakat melakukan pembersihan penampungan air di rumahnya masing-masing,” kata Riki.
“Kami harap di semua sekolah pun bisa rutin melakukan Gertak PSN dan dua kader Jumantik bisa memotivasi teman yang lain untuk menjaga lingkungan agar penyebab DBD bisa dihindari,” tandasnya. (*)