Bogor24Update – Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto mengatakan perlu ada lanjutan pelebaran empat titik ruas jalan di sistem satu arah (SSA) untuk mengurai kemacetan di pusat kota, setelah tuntasnya revitalisasi jembatan Otista.
Lebih lanjut, Atang menyampaikan bahwa revitalisasi jembatan Otista adalah satu langkah menuju penataan infrastruktur jalan yang mendukung Bogor bebas macet di masa depan dan konektifitas wilayah-wilayah dengan pusat kota yang lebih efisien.
Konsentrasi pemerintah kota selanjutnya perlu mengarah pada bagaimana membuat semua ruas jalan di sepanjang sistem satu arah atau SSA tidak lagi ada simpul-simpul kemacetan.
Seperti di empat titik, yakni jembatan Sempur di Jalan Jalak Harupat hingga pertigaan arah Taman Kencana, depan mal BTM, depan gereja Zebaoth dan di lampu merah Jalan Jalak Harupat depan Lippo Plaza Kebon Raya.
“Alhamdulillah jembatan Otista sudah selesai dibangun. Apresiasi untuk seluruh pihak khususnya Pemkot dan Pemprov Jabar. Pelebaran Otista ini baru satu langkah menuju penataan infrastruktur jalan, PR selanjutnya adalah membereskan empat simpul lagi ruas jalan agar SSA benar-benar bebas macet dan siap dilalui moda transportasi baru,” kata Atang dikutip Selasa, 18 Desember 2023.
Pemerintah Kota Bogor saat ini sudah menyelesaikan revitalisasi jembatan Otista yang selama ini menjadi salah satu simpul kemacetan di jalur SSA.
Jembatan tersebut menghubungkan warga di Kecamatan Bogor Timur dengan pusat bisnis dan pemerintahan di wilayah Kecamatan Bogor Tengah yang dulu terbelah oleh sungai Ciliwung.
Pembangunan ulang jembatan yang sebelumnya telah berdiri dari zaman kolonial Belanda itu menggunakan dana bantuan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat senilai Rp52 miliar untuk pembebasan lahan dan Rp49 miliar untuk pembangunan konstruksi. Pembangunan berjalan selama sembilan bulan mulai dari April-Desember 2023.
Kepala DPUPR Kota Bogor Rena Da Frina menyatakan bangunan jembatan Otista yang baru, didesain dapat bertahan hingga 80 tahun sampai 100 tahun lamanya. Jembatan ini juga dirancang untuk dapat menahan beban dan getaran moda transportasi trem.
Pelengkung yang semula penopang badan Jembatan Otista kini akan difungsikan sebagai objek wisata baru warga kota hujan itu.