Bogor24Update – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor merencanakan pembangunan Kantor Pemerintahan Kota Bogor di Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, pada 2026 mendatang.
Kepala Bidang Penataan Ruang dan Bangunan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Dadan Hamdani, mengatakan Detail Engineering Design (DED) Kantor Pemerintahan Kota Bogor rampung di 2024 kemarin.
Sesuai DED, kantor pemerintahan ini akan berdiri di atas lahan seluas 6 hektare, mencakup gedung utama delapan lantai, gedung sayap kanan kiri, dan plaza.
Dadan menyebut, tahap pembangunan akan dimulai dari sisi selatan pada 2026. Kegiatan awal itu meliputi pematangan lahan kavling, pembuatan saluran, dan lapangan sepak bola.
“Program awal yang dikejar lapangan sepak bola, tapi tergantung dari anggaran. Jika tidak ada, paling pematangan lahan saja atau geser tahun depan lagi,” kata Dadan dikutip Kamis, 14 Agustus 2025.
Dinas PUPR mengusulkan dana APBD 2026 untuk kegiatan-kegiatan tersebut sebesar Rp8,6 miliar. Ia memperkirakan pekerjaan sudah bisa berjalan pada April dengan proses persiapan dan lelang atau tender kegiatan dimulai Januari dan Februari.
Selain itu, Dadan mengungkapkan pada tahun depan juga direncanakan pembangunan jalan yang berada di sisi Jalan Tol Jagorawi. Jalan ini akan menjadi akses utama menuju kompleks pemerintahan dan memerlukan penyesuaian terhadap rencana pembangunan gedung perkantoran.
“Tahun depan rencananya akan ada pembuatan jalan akses utama di pinggir jalan tol (Jagorawi), sehingga nanti ada penyesuaian untuk pembangunan gedung,” paparnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan gedung utama nantinya akan memiliki delapan lantai yang terpusat dengan belasan Kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) termasuk Balai Kota Bogor.
“Seingat saya ada 16 atau 17 kantor pemerintah, ada Bapperida, Inspektorat, BKPSDM. Kecuali Dinas PUPR, DLH, yang memiliki alat-alat berat, masih terpisah,” ujarnya.
Dadan mengatakan kebutuhan anggaran untuk pembangunan gedung utama mencapai ratusan miliar rupiah. Karena itu, Pemkot Bogor memprioritaskan fasilitas yang bisa lebih cepat dimanfaatkan publik, seperti lapangan sepak bola dan masjid, sebelum pembangunan gedung utama.
“Untuk (anggaran) gedung hampir Rp500 miliar lebih, makanya arahannya ke lapangan sepak bola dulu, nanti masjid baru ke gedung utama. Jadi masih panjang perjalanannya,” katanya. (*)