Bogor24Update – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor mencatat 550 kasus kasus DBD di wilayahnya. Jumlah tersebut tercatat hanya dalam waktu tiga bulan, Januari hingga Maret 2025.
Dari jumlah itu, tercatat data meninggal dunia karena DBD sedikitnya tiga orang.
“Data sampai Maret 2025 itu ada 550 kasus se-Kabupaten Bogor dari Januari sampai Maret 2025, dan meninggal tiga orang,” ujarKetua Tim Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes) Kabupaten Bogor, Yessi Desputri, Jumat, 11 April 2025.
Yessi menyebut, Kecamatan Cibinong menjadi wilayah yang tertinggi adanya kasus DBD.
“Sebaran kasus paling banyak itu di Kecamatan Cibinong 85 kasus, dan diikuti Gunung Putri karena area padat dan juga pemukiman pabrik,” ucapnya.
“Kalau yang meninggal itu Cibinong satu (orang), Gunung Putri satu, dan Parung Panjang satu,” sambungnya.
Menurut Yessi, tingginya jumlah itu dikarenakan faktor cuaca pancaroba yang terus terjadi.
“Kasus yang terbanyak itu di usia produktif usia 15 sampai 44 tahun, itu terbanyak penderita DBD,” tuturnya.
Sementara itu, Yessi mengaku telah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi penyebaran DBD di Kabupaten Bogor.
“Kita sudah melakukan penyuluhan melalui puskesmas untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan larva sida, hingga fogging focus,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Yessi menghimbau kepada masyarakat Kabupaten Bogor untuk rajin membersihkan tempat-tempat lembab yang rawan akan munculnya nyamuk.
“Karena cuaca pancaroba, tempat perindukan nyamuk seperti genangan air akan menjadi sangat banyak dan akhirnya jentik-jentik akan menetas. Jadi perlu 3M menutup, menguras dan mendaur ulang, hingga menanam tanaman lavender serta memelihara ikan-ikan yang bisa memakan jentik nyamuk dan larva sida,” pungkasnya.(*)