Bogor24Update – Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Bogor kian mengkhawatirkan. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) mencatat jumlahnya mencapai ratusan korban.
Kepala DP3AP2KB Kabupaten Bogor, Sussy Rahayu Agustini mengatakan bahwa puncak tertinggi kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan terjadi pada tahun 2023.
“Paling banyak itu di tahun 2023 dengan jumlah perempuan dan anak 365 kasus,” ujar Sussy kepada wartawan di Cibinong, Rabu, 28 Mei 2025.
Kemudian pada tahun 2024, Sussy menyebut kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan terjadi penurunan.
“Turun kembali di 2024 itu jadi 355 kasus,” cetusnya.
Lalu pada tahun 2025 ini, semester I atau dari Januari hingga Mei tercatat sekitar 100 kasus.
“Diatas 100 kasus, tapi belum sampai ke 150 kasus,” bebernya.
Sussy menyebut kekerasan terhadap anak itu didominasi oleh kasus bullying.
Untuk menurunkan angka tersebut di tahun 2025 ini, Sussy telah membentuk satuan tugas pada masing-masing wilayah serta menggencarkan pembinaan ke tiap sekolah.
“Kita mempunyai satuan tugas perlindungan perempuan di desa, kecamatan punya juga gugus tugas perlindungan perempuan. Jadi, secara bertahap bisa lapor,” ungkapnya.
“Kita melakukan pembinaan go to school. Jadi, forum anak daerah melakukan pembinaan kepada beberapa sekolah, mengadakan Bimtek untuk guru-guru supaya menjadi sekolah ramah anak,” pungkasnya.(*)