Bogor24Update – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor bekerja sama dengan Yayasan Rumah Kedua melaksanakan kick off Satpol PP Sahabat Pelajar.
Dengan tema My Buddy Stop Bullying digelar di Aula SMP Negeri 8 Kota Bogor pada Senin 9 September 2025. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin dan diikuti sekitar 230 siswa.
Jenal Mutaqin menjelaskan program ini merupakan bagian dari implementasi Perda Kota Bogor No. 1 Tahun 2021 tentang Ketertiban Umum dan Perda No. 3 Tahun 2025 tentang Pencegahan Kekerasan di Dunia Pendidikan.
“Data dari dinas menunjukkan berbagai kegiatan anti-bullying memang sudah sering dilakukan, tetapi angka kasus masih stabil,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya kesadaran siswa terhadap bentuk-bentuk kekerasan, terutama kekerasan verbal, yang sering kali tidak disadari, namun berdampak besar pada kondisi mental korban.
“Siswa harus sepakat untuk tidak mem-bully dan saling menghargai. Kasus bullying di Kota Bogor tahun 2025 tercatat sebanyak 97 kasus. Ini perlu identifikasi lebih lanjut,” ungkapnya.
Ketua Yayasan Rumah Kedua, Dewi Puspasi, mengungkapkan bahwa data dari dinas menunjukkan adanya tren peningkatan kasus bullying sebesar 15 persen setiap tahun sejak 2019. Bahkan, banyak kasus yang tidak terdata secara resmi.
“Karena itu, tindakan preventif sangat penting agar tidak ada peningkatan kasus di Kota Bogor. Giat ini bukan hanya menekankan pada siswa, tapi juga penting untuk melibatkan keluarga dan guru dalam proses edukasi,” jelas Dewi.
Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Bogor, Hakanna yang hadir dalam acara tersebut menekankan pentingnya persiapan mental anak-anak di lingkungan pendidikan.
“Tema bullying sangat relevan dan program ini merupakan sinergi yang bagus antara Satpol PP, DPRD, sekolah, dan pihak terkait lainnya. Ini sangat penting untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan di sekolah,” ujarnya.
Program My Buddy Stop Bullying memberikan sosialisasi mengenai bahaya bullying terhadap kesehatan mental anak, baik bagi korban maupun pelaku bullying.
Hakanna berharap program ini dapat terus berlanjut dan menjangkau seluruh lembaga pendidikan, mulai dari SMP negeri, swasta, hingga SMA.
“Harapannya program ini rutin dilakukan sebagai bagian dari ikhtiar pemerintah kota Bogor dan DPRD bersama sekolah dalam membimbing dan memberikan edukasi tidak hanya di bidang akademis, tetapi juga kesiapan mental anak menuju Indonesia emas,” ucapnya.
Hakanna menjelaskan kasus bullying di Kota Bogor menjadi alasan kuat untuk memperkuat upaya sosialisasi.
“Program ini diharapkan dapat membantu karena ada upaya yang sistematis agar anak-anak memahami dampak bullying. Tidak hanya korban yang terdampak, pelaku bullying juga berisiko mendapatkan sanksi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka,” pungkasnya. (*)