Bogor24Update – Kirab Mahkota Binokasih Sanghyang Pake digelar di Kota Bogor setelah perjalanan dari Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Sumedang.
Kirab mahkota yang terbuat dari emas seberat 8 kilogram tersebut dimulai dari Pendopo Mukawah Ali Gadog, Kabupaten Bogor menuju Balaikota Bogor, pada Kamis, 18 April 2024.
Mahkota selanjutnya diserahkan Radya Anom Sumedang kepada Wali Kota Bogor Bima Arya sebelum kemudian diarak menuju gedung Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor.
Ketua Penanggungjawab Kirab di Kota Bogor, Gatut Susanta mengatakan, Kota Bogor sudah menjadi agenda setiap tahun kedatangan Mahkota Binokasih Sanghyang Pake.
Perjalanan mahkota ini diawali dari Museum Prabu Geusan Ulun di Kabupaten Sumedang, mengunjungi pusat Kerajaan Galuh di Kabupaten Ciamis, dan dilanjutkan ke Kota Bogor sebagai pusat Kerajaan Pajajaran.
“Mahkota ini dari Sumedang tanggal 16 April kemudian dibawa ke Kawali Ciamis tanggal 16-17 April. Selesai di Ciamis (Galuh) dibawa ke Kota Bogor datang tadi malam dan menginap dulu di Gadog, untuk kebersamaan kota dan kabupaten Bogor,” katanya.
Setelah perjalanan kirab dari Kabupaten Sumedang, Kabupaten Ciamis dan Kota Bogor, Mahkota Binokasih Sanghyang Pake saat ini disimpan di gedung Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor.
“Jadi mahkota ini dapat dilihat langsung oleh masyarakat,” kata Gatut.
Rangkaian kegiatan diisi dengan sarasehan selama dua hari untuk tingkat SMA dan SMP, esok sebelum mahkota ini kembali ke Kabupaten Sumedang. Kegiatan ini untuk mengedukasi tentang Mahkota Binokasih Sanghyang Pake kepada para pelajar.
“Sarasehan ini untuk edukasi, apakah makna Mahkota Binokasih dan dulu pernah dipakai siapa saja. Kita pamerkan di sini sebagai bahan dilihat masyarakat dan bahan edukasi,” katanya.
Ia menjelaskan, mahkota ini dibuat pertama tahun 700. Kemudian ada bagian-bagian aslinya yang rusak lalu direkonstruksi tahun 1.500-an dengan ada bagian yang baru dan elemen lama tetap ada. Adapun bahan mahkota ini terbuat dari emas seberat 8 kilogram.
“Mahkota Binokasih ini spesialis untuk melantik raja,” imbuh Gatut.
Oleh karenanya, kata Gatut, untuk mengenang kisah perjalanan mahkota ini setiap tahun keraton Sumedang Larang mengadakan kirab supaya masyarakat mengetahui sejarahnya.
Bersamaan dengan ini, lanjut Gatut, di gedung Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor juga digelar pameran pusaka nusantara dan pemeran peradaban Islam.
“Kegiatan ini juga dimeriahkan oleh komunitas Dayak, Baduy, dan Bali,” tandasnya. (*)