Bogor24Update – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mengikuti panen perdana pisang barangan jumbo merah yang dibudidayakan PT Mandiri Banana Indonesia di Taman Tanah Sareal, Kecamatan Tanah Sareal, Rabu, 27 Agustus 2025.
Dedie Rachim mengungkapkan kegiatan ini sebuah kejutan, karena di tengah Kota Bogor ternyata ada lahan yang dikelola oleh PT. Mandiri Banana Indonesia dengan ditanami pisang barangan jumbo merah.
“Hari ini kita melakukan panen perdana pisang barangan jumbo merah. Bagi kami ini menarik, karena pemerintah Indonesia sedang mendorong kemandirian pangan,” ujarnya.
Selain itu, kata Dedie, budidaya di Taman Tanah Sareal juga menerapkan metode tumpang sari. “Jadi selain pisang juga ada edamame, kacang tanah, dan jagung yang ditanam bersama,” jelasnya.
Artinya, lanjut Dedie Rachim, ada peluang bagi masyarakat yang memiliki lahan tidur agar bisa dimanfaatkan dan tanah di Kota Bogor ternyata sangat subur.
“Biasanya pisang barangan jumbo merah dipanen setelah 12 bulan, tapi di sini hanya 9 bulan sudah bisa dipetik,” tambah Dedie Rachim.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menyatakan dukungannya kepada PT Mandiri Banana Indonesia. Terkait permintaan soal sertifikasi, Pemkot Bogor akan dalami apa saja yang menjadi kebutuhan mereka.
“Apalagi di Bogor banyak perguruan tinggi pertanian yang bisa memperkuat sinergi antara dunia usaha, pemerintah daerah, dan akademisi,” ungkapnya
Pihaknya juga berharap keberlangsungan penanaman di Taman Tanah Sareal bisa terus berlanjut, bukan hanya sekali-dua kali.
“Lahan tidur harus dioptimalkan untuk tanaman produktif, yang cepat panen, tidak butuh perawatan rumit, tetapi bisa bermanfaat, berguna, serta meningkatkan perekonomian Kota Bogor,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Mandiri Banana Indonesia, Fachri Yulizar, menjelaskan bahwa penanaman dilakukan pada 6 November 2024. Hanya dalam sembilan bulan, mereka berhasil melakukan panen perdana berkat kesuburan tanah.
“Kami sudah tiga tahun produksi. Saat ini kebutuhan pasar mencapai 10 ton per hari, sementara produksi kami baru sekitar 10 ton per minggu, artinya masih kurang 60 ton per minggu. Karena itu, kami berharap dukungan pemerintah agar bisa memperluas lahan dan menggandeng lebih banyak petani,” ujarnya.
Ia menyebut, luas lahan di Taman Tanah Sareal sekitar 5 hektare dengan khusus pisang seluas 3 hektare. Adapun untuk produksi perdana hari ini dari sekitar 100 tanaman.
“Kami sudah mengembangkan hingga 150 hektare, termasuk di Banten. Ada sekitar 300 petani yang sudah bermitra, bahkan melibatkan batalyon TNI, dan ke depan bisa mencapai 1.000 petani,” bebernya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pisang barangan jumbo merah dikenal berasal dari Sumatera, namun sekarang bisa dibudidayakan di Jabodetabek.
Selain sebagai buah, pihaknya juga sedang meneliti produk turunan pisang ini bersama sekolah vokasi IPB University.
“Bisa juga dijadikan energy drink, bahan olahan UMKM, daun untuk pupuk, hingga bonggol dan kulitnya sebagai superfood,” katanya.
Produk pisang sendiri dibagi dalam empat grade dengan harga berbeda sesuai grade, seperti Grid A Rp120.000 per kardus, kemudian Grid B Rp115.00, Grid C Rp110.000, dan Grid D Rp105.000.
“Saat ini kami sudah mengirim pisang ke pasar induk Serang, Tanah Tinggi Tangerang, Kramat Jati, hingga Cikopo. Juga ke pasar modern seperti swalayan dan pasar bersih di Alam Sutera, Bintaro, dan Pantai Indah Kapuk,” katanya. (*)