Bogor24Update – Dewasa ini, harga pangan serba melambung tinggi mulai dari makanan pokok beras hingga bahan-bahan masakan dan bumbu dapur.
Hal tersebut dikarenakan banyaknya permintaan masyarakat yang terus-menerus naik yang mana supply pun terbatas.
Dikatakan jika hukum “supply dan demand” ini tidak berimbang dan bahkan “demand” tersebut malah melonjak tinggi, maka pelonjakan harga bahkan hingga panen yang tak maksimal pun yang akan terjadi akibat hal tersebut.
Berdasarkan data panel harga Perumda Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor, per tanggal 15 Maret 2024, harga cabai rawit merah juga melonjak naik menjadi Rp.80.000.
Kota Bogor sebagai kota yang asri, memiliki luas wilayah kurang lebihnya 11.850 hektare yang terdiri dari 6 kecamatan dengan 68 kelurahan ini seharusnya dapat menjalani aktivitas pertanian yang dapat menopang jalannya pangan masyarakat di Kota Bogor.
Walakin terbatasnya pesawahan yang ada dan bertambahnya properti-properti perumahan hingga gedung-gedung pabrik dan sebagainya, aktivitas pertanian ini jarang terekspos bahkan hampir hilang eksistensinya.
Ketua Kelompok Tani Millenial Leuit Jajaka, Aditya Pratama menyampaikan dalam era disrupsi yang mana hari ini pangan semakin terbatas dan harganya juga naik secara signifikan, pihaknya memiliki inovasi penamaan cabai di rumah warga.
“Kami mempunyai inovasi untuk diadakannya penanaman pohon cabai untuk masing-masing rumah sebanyak lima pot,” ujar Aditya dalam keterangannya, Rabu, 20 Maret 2024.
Pihaknya melihat hal ini yang menjadi titik di mana di era sekarang itu orang-orang sudah jarang untuk mau menjalani profesi bertani yang kian hari kian menipis.
Dalam menghadapi hal yang tidak diinginkan tersebut, Kelompok Tani Millenial Leuit Jajaka menyiapkan program untuk warga Kota Bogor tersebut.
Program dimaksud adalah penanaman pohon cabai sebanyak lima pot per rumah agar dalam pelaksanaan pangan rumah.
“Warga sudah tidak perlu khawatir dalam pelonjakan harga cabai yang secara tiba-tiba,” tandasnya. (***)