Bogor24Update – Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq meradang saat melihat kondisi Tempat Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo, di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Rabu, 20 Agustus 2025.
Dalam kunjungannya itu, Hanif mengaku prihatin dengan TPPAS Lulut Nambo yang dimiliki Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov) karena tidak beroperasi hampir 10 tahun.
“Dengan Lulut Nambo tentu pemerintah Kementerian Lingkungan Hidup sangat prihatin dengan tidak operasionalnya Lulut Nambo ini hampir selama 10 tahun lebih,” ujar Hanif kepada wartawan.
Menurut Hanif, TPPAS Lulut Nambo saat ini belum bisa beroperasi secara maksimal, lantaran baru mengelola 2.500 ton sampah per harinya.
“Padahal Lulut Nambo diproyeksikan mampu menangani penanganan sampah di empat Kabupaten/Kota lingkup sekitar Lulut Nambo ini,” katanya.
Hanif menuturkan, TPPAS Lulut Nambo agar segera memprioritaskan pengelolaan sampah anorganik untuk mengejar target produksi Refuse Derived Fuel (RDF).
“Lulut Nambo ini tentu diperlukan langkah-langkah operasional yang cepat dari Pemerintah Provinsi karena memang ini pemerintahan baru, kita harapkan segera dilakukan langkah-langkah percepatannya, seperti segera mengoperasionalkan teknologi RDF,” paparnya.
“Kenapa RDF? Karena di sini ada dua industri semen (PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Solusi Bangun Indonesia) yang relatif cukup besar untuk menyerap RDF tersebut,” tambahnya.
Oleh karena itu, Hanif berharap 4 bulan ke depan TPPAS Lulut Nambo bisa beroperasi secara maksimal.
“Harapan saya dalam waktu yang tidak terlalu lama bangunan yang sudah ada segera dioperasionalkan karena sangat sederhana tinggal ganti-ganti mesin. Katakanlah waktu 3-4 bulan sudah selesai yang ada dioperasionalkan dulu,” pungkasnya.
Sekadar informasi, PT Indocement Tunggal Prakarsa TBK saat ini telah menjalin kerja sama dalam penyediaan RDF dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Berdasarkan kontrak yang telah disepakati, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk akan menerima pasokan RDF sebanyak 625 ton per hari dari TPST Bantargebang.(*)