Bogor24Update – Program padat karya gelombang ke-3 tahun 2025 kembali dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor di dua Kecamatan Bogor Utara dan Tanah Sareal dengan peserta sekitar 200 orang.
Padat karya hari pertama di kawasan Rusunawa dan kolam retensi Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara dibuka dengan apel yang dipimpin Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin.
Jenal Mutaqin menjelaskan bahwa kegiatan padat karya kali ini diarahkan untuk menjawab kebutuhan mendesak wilayah, khususnya persoalan banjir yang kerap terjadi di Cibuluh dalam beberapa tahun terakhir.
“Akibat penyempitan atau bottleneck dari saluran air dan pendangkalan dari
drainase air yang ada antara saluran Ciheuleut dan Cibuluh,” ujar Jenal Kepada wartawan.
Lanjut Jenal, padat karya ini sekaligus menjadikan gerakan beberesih wilayah. “Supaya pendangkalan saluran air yang terjadi di saluran tersebut minimal bisa berkurang,” ucapnya.
Program padat karya di Bogor Utara dilaksanakan selama 10 hari dengan durasi kerja sekitar 5 jam setiap harinya. Peserta menerima makan siang dan honor sebesar Rp120.000 per hari.
Para peserta berasal dari berbagai unsur masyarakat, termasuk pengamen hasil razia penertiban, warga dari keluarga tidak mampu berdasarkan data desil 1–5, serta warga yang direkomendasikan forum RW.
“Ini ikhtiar menambah penghasilan warga, walaupun hanya 10 hari. Setiap tahun program ini selalu ada, termasuk program lain seperti job fair dan pelatihan di BLK agar ekonomi dan daya beli masyarakat terus meningkat,” katanya.
Ia juga menyebut bahwa program padat karya gelombang ke-3 tahun 2025 menyasar sekitar 1.700 peserta se-Kota Bogor.
“Ini kan hanya kecamatan Bogor tengah saja, dan yang lain sedang melakukan itu dilapangan, saya akan mantau juga yang di wilayah Bogor Tengah,” ucapnya.
Ditempat yang sama, Anggota DPRD Kota Bogor, Endah Purwanti, menyatakan dukungan penuh terhadap program padat karya ini. Ia menyebut program tersebut sebagai bentuk kolaborasi antara Pemkot Bogor dengan DPRD.
“Ini wujud kolaborasi untuk mendukung program Dedie–Jenal. Bahkan anggaran dialihkan dari pos perjalanan dinas DPRD sebesar sekitar Rp3,2 miliar. Ini bukti komitmen DPRD mengikuti arahan Presiden dan mendukung program prioritas Wali Kota,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya penuntasan masalah banjir di Bogor Utara. Ia menyebut bahwa kolam retensi Cibuluh perlu dilakukan review ulang terhadap Detail Engineering Design (DED) karena fungsinya belum optimal.
“Kolam retensi ini baru terisi kalau banjir sudah terjadi di Cibuluh dan Tanah Baru. Ini harus dikaji ulang. Dulu tahun 2021 kami sudah sidak bersama wali kota, tapi saat itu asetnya belum diserahterimakan ke pemkot, sehingga belum bisa dieksekusi,” ungkapnya.
Endah menjelaskan, setelah aset telah resmi diserahterimakan kepada Pemkot Bogor, DPRD mendorong percepatan penanganan.
“Alhamdulillah sekarang sudah bisa dieksekusi. DED-nya akan direview dan dibenahi agar fungsi kolam retensi bisa berjalan sebagaimana mestinya,” tutupnya. (*)



















